Pages

Thursday, July 19, 2018

Efektivitas Kompetensi dan Karakter dalam Kurikulum 2013

Membahas efektivitas tentu menjadi sebuah kesenangan tersendiri, apalagi pembahasan itu dibutuhkan pembaca. Paling tidak ketika mencari menemukan. Itulah prinsip yang menyenangkan dalam memposting tulisan di blog efektivitas. Kali ini blog efektivitas memposting materi yang dibutuhkan pada satuan pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan. Sekarang kita bahas efektivitas kompetensi dan karakter dalam kurikulum 2013.

1. Efektivitas Kompetensi dalam kurikulum 2013 Edisi Revisi


Apa yang dimaksud dengan Kompetensi dalam kurikulum 2013 dan kompetensi apa saja yang dimaksud. Dalam beberapa literature yang membahas kurikulum 2013, misalnya yang ditulis oleh Daryanto dan Herry Sudjendro, mengutip pengertian kompetensi sebagaimana yang ada dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2019 Nomor 41, kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu (Daryanto dan Herry Sudjendro, 2014:56)



Dalam kurikulum 2013, hanya dicantumkan apa yang disebut dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Sedangkan Standar Kompetensi tidak muncul, entah kemana perginya. Yan anti ada jawabannya. Dalam literature yang membahas teori yang sama yaitu K2013, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijelaskan sebagai berikut. Kompetensi Inti. Kompetensi inti merupakan terjemahan Standar Kompetensi Lulusan lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang satuan pendidikan atau yang telah menyelesaikan pada satuan pendidikan tertentu (Daryanto dan Herry Sudjendro, 2014:112). Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, tetapi untuk dibentuk melalui berbagai tahapan proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran harus mengacu pada pencapaian dan perwujudan kompetensi inti yang telah dirumuskan. Berdasarkan penjelasan ini jelas bahwa setiap mata pelajaran harus mengacu pada rumusan pembentukan kompetensi inti (E.Mulyasa, 2013:174)

Menurut Mulyasa, Kompetensi inti berperan sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena tidakmewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi inti merupakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yang harus dipahami dan dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran yang tepat menjadi kompetensi inti. (E.Mulyasa, 2013:174)

Mulyasa juga menyatakan bahwa Kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan melalui pembelajaran dalam setiap mata pelajaran sehingga berperan sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. (E.Mulyasa, 2013:174) Kompetensi inti merupakan operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, yang menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hand skills dan soft skills. Kompetensi inti berfungsi sebagai unsure pengorganisasi kompetensi dasar (E.Mulyasa, 2013:174)

2. Efektivitas Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013


Dalam membahas pendidikan karakter, salah satu pertanyaan yang muncul yaitu: Apakah karakter itu bawaan atau pembentukan? Bila karakter adalah bawaan maka ada kesulitan membentuk sebuah karakter unggul dalam diri seseorang. Namun bila dikatakan bahwa karakter adalam pengaruh luar atau pembentukan kebiasaan yang baik maka pendidikan karakter tentu berhasil
Sekarang mari kita perhatikan beberapa pendekatan pendidikan karakter berikut ini:
Pendekatan Pendidikan Karakter
1. Keteladanan
2. Pembelajaran
3. Pemberdayaan dan Pembudayaan
4. Penguatan
5. Penilaian

Pendidikan bukan sekedar berfungsi sebagai media untuk mengembangkan kemampuan semata, melainkan juga berfungsi untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat. Oleh karena itu pendidikan watak (karaker) tidak bisa ditinggalkan (Daryanto dan Suryatri Darmiatum (2013:65)
Jika Pendidikan Karakter di selenggarakan di sekolah maka konselor sekolah menjadi pioneer dan sekaligus menjadi coordinator program tersebut. Dikatakan demikian karena konselor sekolah memiliki tugas khusus untuk membantu peserta didik untuk mengembangkan kepedulian sekolah dan masalah-masalah kesehatan mental (Daryanto dan Suryatri Darmiatum (2013:66).

Bersambung

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.