Mengapa Ikat pinggang pendidik itu usang? Ragam jawaban dan tindakan simbolisasi.
Ikat itu usang karena satu dan dipakai setiap hari makanya usang? Mengapa tidak beli yang baru? Banyak yang ditanggungkah? Jawabannya antara Ya dan Tidak. Jadi abu-abu
Artikel ini saya tulis dalam permainan pengalaman dan angan-angan. Perjuangan dan perjuangan harus kita lalui. Ikat pinggang usang mendorong untuk berjuang bagi harapan yang baru. Aku tidak hidup hanya diriku tetapi ada orang lain. Di hidupku tidak kujalani secara sendiri tetapi ada mereka yang lain.
Derita hari ini cukuplah untuk hari ini, besok lain lagi. Ia datang secara silih berganti menerpa kemanusiaanku. Dalam kemanusiaanku yang mudah pudar kusandarkan pada kokohnya batu karang yang di atasnya aku berdiri. Di atas Batu karang aku berdiri, tidak ada dasar yang lain, mentari selalu bersinar dan memberi kabar bahwa hidup tidak untuk hari ini, kita menjalaninya untuk hari esok. Dalam kepasrahan itu aku melihat yang baru itu datang. Yang baru itu mungkin berbeda-beda tetapi saya mesti syukuri yang baru itu.
Ikat pinggang bagi seorang guru atau dosen sepertinya sepele tetapi alat ini sangat berguna bagia siapa saja khususnya para pendidik. Baik para pendidik dalam satuan pendidik mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan SMA/SMK sampai pada dosen-dosen di perguruan tinggi. Hanya saja ikat pinggan juga ada yang diklasifikasikan dalam kategori-kategori sosial seperti kaya, sedang dan miskin. Bagi yang kehidupannya berada pada tingkat ekonomi yang pas-pas an, ikat pinggang yang bermerek dan yang mahal bukan menjadi pilihan. Baginya yang penting ada ikat pinggang yang bisa digunakan. Sementara guru yang lain, yang memiliki faktor penghasilan yang tinggi, membeli ikat pinggang yang bermerek dan berkualitas tentu menjadi salah satu pilihan yang tepat. Pilihan ini kelak mempengaruhi gengsi diri seorang guru ataupun dosen.
Ada banyak jenis ikat pinggang misalnya ikat pinggang yang terbuat dari kulit, seperti kulit kambing, kulit domba, kulit ular dll. Selain itu ikat pinggang juga dihubungkan dengan daerah produksi ikat pinggan. Di Indonesia tentu ada beberapa daerah penghasil kulit pinggang. Ada pula ikat pinggang Jerman, Paris, Itali dan lain-lain.
Ikat pinggang dari negara luar tentunya harganya sangat mahal. Namun tidak tertutup ekemungkinan ada pendidik yang punya peluang ekonomi yang baik yang memungkinkannya untuk membeli ikat pinggang berkualitas dan mahal.
Kalau saya biasanya cari di Matahari, namun kalau terlampau mahal maka saya cari di tempat lain seperti Carefoour. Beberapa hari yang lalu saya mencari dan menyatakan begini:
Mungkin di Matahari tidak bisa, ya melangkahlah ke samping matahari. Siapa tahu berjumpa disana yang kau cari.Jika tidak pulanglah dengan sukacita.
Ada senior saya, dia selalu mendapat ikat pinggang yang bagus. Ia tahu tempat-tempat tertentu yang menjual ikat pinggang berkualitas. Pernah ia memakai ikat pinggang yang dibawa dari Yerusalem. Senior ini murah dalam berbagi, ia sering membagikan apa yang ada padanya kepada Yuniornya. Saya pernah mendapatkan hadiah dari beliau. Saya sering memperhatikan apa yang dikatakan tentang: "Tabur-Tuai". orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan pulang dengan Sorak Sorai. Demikian Perkataan Daud dalam Mazmur. orang yang selalu memberi pasti diberi juga oleh orang lain. ada saja cara orang memberi sesuatu kepada sang Senior ini. Ia kadang diberi hadiah Handphone dll. Barang siapa yang bermurah hati maka ia juga akan mendapat kemurahan itu. Berbagi dengan mereka yang sudah usang pasti memiliki rasa bahagiaa tersendiri.Perhatikan di sekitar, jika ada yang sudah usang, berbagilah dengan dia. Berikanlah kepadanya tanpa harus menceritakan kepada orang lain. Kita beri dengan motivasi tulus, hanya Tuhan yang tahu apa yang kita beri kepada orang lain apa yang sedang ia butuhkan.
Pencarian yang tidak berakhir
Selamat berbagi dengan mereka yang sudah usang ikat pinggangnya
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.