Pages

Wednesday, January 30, 2019

Piring Rotan Asli Efektif Mengatasi Masalah Cuci Piring

Refisi Juni 2019
Tema blog ini tentang teori efektivitas, khususnya dalam Pendidikan. Dengan demikian artikel yang diposting dalam laman ini disesuaikan dengan tema blog. Salah satu topik yang hendak kami sampaikan disini yakni edukasi tentang "piring rotan" dalam perspektif efektivitas. Hal ini menegaskan bahwa tulisan ini merupakan tulisan spiral dalam tema efektivitas. Dalam unsur spiral ini kami mengambil dari kehidupan rumah tangga. Setiap rumah tangga pasti membutuhkan tempat makan yang disebut piring. Kebutuhan akan piring telah membuat kreativitas dan inovasi piring mulai dari teknologi sederhana sampai canggih dan kemudian kembali lagi ke alam. Salah satunya menggunakan rotan, sapu lidi dari kelapa untuk membuat piring. Dengan demikian hari ini blog efektivitas menghadirkan sebuah artikel edukasi pendidikan keluarga tentang masalah mengatasi kendala dalam mencuci piring yang menumpuk pada pagi hari dan sore hari. Pekerjaan seperti ini sering membuat lelah. Terlebih lagi bila tidak ada yang membantu cuci piring, pemilik rumah yang harus menanganinya.


Apa yang disebutkan di atas merupakan cara mengatasi "keluahan antara keluarga kecil": ayah dan ibu serta anak-anak. Terlebih lagi kalau ayah dan ibu sibuk kerja dan anak-anak juga sibuk kuliah. Praktis sulit mengatasi masalh dalam mencuci piring dan gelas serta sendok sehabis makan dan minum. Oleh karena itulah pemilik blog ini menghadirkan sebuah artikel berbagi pengalaman dalam hal "Cuci piring, gelas dan sendok dengan beralih pada menggunakan piring efektif. Apakah itu? Silakan simak dalam artikel berikut ini.

Baca juga: Apakah Anda mau beli tiket pesawat, kereta api dan kamar hotel dengan layan tiket.com?

Kehidupan keluarga kecil yang terdiri atas ayah, ibu dan 3 anak memang membahagiakan. Namun masalah yang kami hadapi yaitu tidak ada tenaga khusus yang dapat membatu kami dalam membersihkan piring, sendok, gelas ketika selesai makan dan minum. Praktis piring, sendok dan gelas yang dipakai pada pagi hari diletakkan di tempat cuci piring sampai kami pulang dari kantor atau setelah anak-anak pulang dari kuliah. Demikian juga makan dan minum pada malam hari, esok paginya sebelum berangkat kerja kami harus mencuci untuk dipakai serapan sebelum berangkat ke kantor dan anak-anak pergi kuliah. Masalah ini terus berulang dari waktu ke waktu. Kami pernah dibantu oleh seorang saudara namun tidak bertahan lama karena ia harus kembali ke kampung halamannya untuk menikah dan tentu tidak kembali lagi. Kamipun komit untuk melakukan pekerjaan di rumah dengan usaha sendiri. Kadang kami bergantian mencuci piring dan gelas serta sendok, ada yang mendapat jatah untuk sapu dan ngepel rumah.
Suatu saat kami berkunjung ke keluarga (Adik isteri) di bilangan perumahan di daerah Bekasi. Kami menginap selama 1 malam. Pada waktu malam, saya dan isteri serta anak-anak dan keluarga kecil dari adik ipar saya menjamu kami makan pada malam hari. Piring nasinya unik yaitu terbuat dari anyaman rotan. Setelah selesai makan saya bertanya kepada adik ipar saya, lalu mereka katakan bahwa piring dari anyaman atau di internet dikenal dengan sebutan “piring lidi”, atau “piring rotan” atau Anyaman lebih praktis dari pada menggunakan piring makan yang terbuat dari bahan non rotan seperti piring kaca, piring melamin dll. Mereka katakan, anak-anaknya sibuk kuliah sehingga tidak ada yang membantu untuk mencuci piring dan gelas kotor. Dari masalah ini, mereka kemudian beralih untuk menggunakan piring dari anyaman rotan (piring rotan).



Piring rotan dapat dipakai berulang-ulang dan tidak perlu dicuci, cukup saja dipakai kertas pemungkus makanan yang dijual di pasaran. Kita bisa mencari pembungkus makanan yang praktis dan ekonomis. Pembungkus makanan ini dipakai sebagai alas dari piring rotan. Setelah makan, kertas pembungkus makanan dibuang atau dikumpulkan di tempat pembuangan sampah non organik untuk kemudian dijadikan kompos jika mau, namun bila keluarga tidak mau repot dengan urusan ini, ya dibuang ke tempat sampah.

Penggunaan piring dan pembungkus makanan tentu sangat praktis dan efektif mengatasi masalah cuci piring. Kamipun kemudian menggunakannya di rumah dan hasilnya efektif membantu kami dalam mengatasi masalah mencuci piring yang kadang menumpuk dan mencucinya juga butuh beberapa menit. Namun dengan menggunakan piring yang kami sebutkan di atas, pekerjaan di rumah dalam soal makan menjadi mudah. Kami tidak lagi sibuk mencuci piring. Dengan begitu efektif menghemat air di rumah.

Kertas pembungkus makanan juga mudah ditemukan. Cari saja “Pembungkus Makanan Yang Praktis dan Ekonomis”. Satu bungkus itu didalamnya terdapat puluhan kertas yang dapat dipakai sebagai tatakan untuk menahan nasi dan sayuran yang berkuah. Selain untuk keluarga, waktu menjamu tamu keluarga juga kita dapat menggunakan piring rotan. Jadi kalau mau cari kerta, silakan tanya saja dengan menyebut nama” Kertas Nasi Bunga /bakul.”, pasti gampang menemukan dan membelinya.
Jadi, efektivitas dari piring rotan dan kertas pembungkus makanan terletak pada berkurangnya kesibukan mencuci piring dengan air, dengan begitu kita menghemat tenaga untuk bekerja pada pagi hari sampai sore hari. Sehabis makan kertas dibuang sedangkan piringnya disimpan untuk waktu makan berikutnya.

Piring Rotan dapat dibeli secara online di toko online. Bisa juga dibeli di toko yang menjual alat-alat makanan. Kalau mau membeli secara online maka silakan saja cari di Google. Nanti google akan memunculkan beberapa toko online yang menjual piring yang terbuat dari rotan. Setelah itu jika berminat silakan dipesan. Setelah transfer uang ke rekening virtual toko online maka pesananpun siap di antar ke alamat rumah. Namun kita tetap berwaspada, jangan sampai ada yang menipu kita. Pastikan bahwa toko online yang menjual piring rotan adalah toko online terkenal. Kewaspadaan ini penting. Namun jangan juga berlebihan. Karena di dunia online ada yang melayani dengan hati. Artiinya ada yang melayani pesanan jual produk secara jujur.

Demikian sharing pengalaman keluarga dan semoga bermanfaat
Salam

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.