Apakah definisi ini sudah cukup? Tentu belum,itulah sebabnya perlu dicari definisi konseptual tentang mengajar dengan hati. Mengajar dengan hati adalah mengajar penuh keunikan dan penuh energi positif kepada mereka yang diajarnya.
Berdasarkan apa yang saya katakan di atas, saya merumuskan 6 indikator mengajar dengan hati.
1. Mengajar diyakini sebagai karunia dari Tuhan
Mereka yang terpanggil untuk membaktikan dirinya dalam mengajar harus mengukur dirinya apakah ia menerima karunia atau dalam dirinya ada karunia mengajar? Bila ada kemauan mengajar dalam dirinya maka ini menjadi salah satu tanda bahwa ia punya karunia untuk mengajar. Orang yang memiliki karunia mengajar dari Tuhan akan memandang mengajar bukan sebagai beban tetapi panggilan hati, yaitu ia dipanggil oleh Tuhan untuk membaktikan dirinya dalam mengajar. Mengajar dengan hati yang didasarkan pada panggilan atau karunia Tuhan dalam diri seseorang akan menyebabkan ia mengajar dengan penuh kesungguhan hati.
2. Mengajar dilaksanakan dalam hidup yang berpasrah pada Tuhan atau Berdoa
Guru yang mengajar dengan hati selalu menyediakan waktu untuk mendoakan peserta didiknya. Kontrol orangtua sangat terbatas, demikian pula kontrol guru terhadap anak. Para guru dapat mengontrol peserta didik ketika berada di sekolah, selebihnya guru tidak mampu mengontrol. Itulah sebabnya guru yang mengajar dengan hati selalu mendoakan anak-anak didinya. Doanya agar TUHAN yang dapat mengontrol anak bahkan merubah hati anak sehingga anak didik menjadi anak yang memiliki tabiat unggul dalam dirinya. Guru yang mengajar dengan hati selalu mengusahakan agar ia punya waktu berdoa untuk dirinya maupun untuk peserta didik.
3. Mengajar dilakukukan dengan sungguh-sungguh
Mereka yang mengajar dengan hati memiliki kesungguhan hati mengajar. Ia tidak sekadar datang ke kelas dan mengajar namun ada kesungguhan hati mempersiapkan diri berada di kelas dan melakukan tugas mengajar. Mereka yang mengajar dengan hati akan melakukan pengajaran secara sungguh-sungguh walau tidak ada kepala sekolah atau pengawas, ia tetap mengajar dengan sungguh-sungguh.
4. Mengajar dilakukan secara unik
Mereka selalu mendapat inspirasi untuk melakukan pengajaran sehingga mengajar dilakukan secara unik, mengajar yang dilakukan berbeda dengan guru-guru lainnya. Hal ini disebabkan karena mengajar dengan hati atau penuh kesungguhan.
Mereka ini selalu berbeda dengan mereka yang mengajar hanya demi gaji atau honor.
5. Mengajar dilakukan sebagai peluang menjadi orangtua yang memberi harapan
Mengajar juga dapat memberi harapan kepada orang lain. Guru yang mengajar dengan hati selalu memberi harapan kepada peserta didik. orang yang mengajar dengan hati hidup dalam motivasi-motivasi yang tinggi
6. Mengajar dilkaukan dalam peningkatan kualitas dan kuantitas layanan
Saya tempatkan ini pada bagian yang terakhir, mendapatkan gaji atau honor itu penting. Namun guru yang mengajar dengan hati menempatkan bagian ini pada urutan yang bukan menjadi perioritas tetapi apa yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan konsekkwensi logis yaitu akan menerima pendapatan yang olehnya menjadi bagian untuk menikmati kasih TUHAN dan bersyukur kepada TUHAN.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.