Dalam konteks pembelajaran di perguruan tinggi yang berdimensi efektif maka saya berusaha mempublikasi sebuah artikel dengan judul 7 indikator perkulaiahan yang disebut perkuliahan atau pembelajaranyang efektif, ke-7 indikator efektif yang akan diuraikan berikut ini merupakan hasil penelitian dari Wottuba dan Wright (1975) dalam Yusuf Hadi Miarso (2004:546). Berikut 7 indikator perkuliahan yang efektif, yaitu:
1. Mengorganisasikan kuliah dengan baik
2. Komunikasi secara efektif
3. Penguasaan dan antuisasme dalam mata kuliah
4. Ssikap positif terhadap mahasiswa
5. Pemberian ujian dan nilai yang adil
6. Keluwesan dalampendekatan pembelajaran
7. Hasil belajar mahasiswa yang baik
Temuan 7 indikator efektivitas perkuliahan di atas walaupun dari segi waktu, ia terjadi pada tahun yang sangat lama, dan dari segi kemutahiran seharusnya kita menggunakan informasi dari buku yang terbit lima (5) tahun dari tahun 2019, namun saya pikir, tanpa kita mengadakan penelitian, 7 tanda-tanda efektivitas perkuliahan di atas masih relefan untuk kita percakapkan secara edukatif dan menerapkan dalam setiap mata kuliah yang kita asuh. Setiap mata kuliah yang kita asuh dapat kita lakukan dalam 7 indikator di atas dengan penjelasan setiap bagian sebagai berikut.
1. Pengorganisasian kuliah dengan baik.
Apa yang perlu diorganisir dalam sebuah perkuliahan? Kuliah yang diorgisir secara baik akan nampak dalam: (a) Perumusan tujuan yang baik. Perumusan tujuan yang baik harus menggunakan kata kerja operasional yang meliputi ranah atau kecakapan kognitif, afektif dan psikomotorik. Misalnya seorang dosen diminta mengajar mata kuliah filsafat maka ia harus merumuskan tujuan pembelajaran atau tujuan mata kuliah yang hendak dilakukan selama satu semester. Kemampuan apa yang hendak diwujudkan dalam diri para mahasiswa sehubungan dengan kuliah filsafat.
Tujuan yang hendak dirumuskan harus menggunakan kata kerja operasional. Rumusan tujuan seperti "mampu berpikir filosofis dan menerapkannya dalam pekerjaan". Rumusan tujuan ini memakai 2 kata kerja operasional berpikir filosofis, dan menerapkan. Dalam rumusan ini sudah jelas apa yang harus dilkukan oleh seorang dosen dengan mata kuliah yang diasuhnya. Tujuan yang mau dicapai adalah membuat mahasiswa mampu berpikir filosofis dan berusaha menerapkan dalam kehidupan nyata. Bila tujuan ini dikembangkan untuk mencari materi kuliah maka materi kuliah yang relevan dengan tujuan ini antara lain: Pengertian filsafat, Cabang-cabang filsafat, Ontologi, Epistemologi dan aksiologi dan filsafat khusus seperti filsafat hukum, filsafat pendidikan, filsafat matematika dll.
Mengapa kita masukan ini karena tujuannya bicara tentang penerapan dari berpikir filosofis. Penjelasan ini sudah berhubungan dengan pemilihan bahan kuliah atau topik kuliah. Dalam hal ini pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang bertujuan dan pemilihan materi kuliah yang tepat dengan tujuan tersebut. Setiap pertemuan tentu ada tujuan yang disebut Capaian Pembelajaran per pertemuan. Selain itu, pengorganisasian kuliah dengan baik juga meliputi: kegiatan kelas, penugasan dan penilaian, kesiapan dosen menggunakan waktu kuliah secara tepat waktu. Selanjutnya pengorganisasian kuliah dengan baik menjadi kewenangan dosen pengasuh mata kuliah.(bnd. Miarso, 2004:546)
Bila pembelajaran dilakukan dalam bentuk kuliah/ceramah maka hal yang harus dierhatikan dosen yaitu penyajian yang jelas, kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-contoh, kemampuan wicara yang baik (nada, intonasi, ekspresi, dll) dan kemampuan untuk mendengar. Bagian ini kita sebut dengan kemampuan komunikasi verbal, namun komunikasi secara efektif juga tidak hanya sebatas komunikasi verbal dari seorang dosen, tetapi kemampuan dalam hal kemampuan menulis makalah, membuat silabus, RPS yang jelas dan mudah dimengerti. Jadi, perlu komunikasi secara efektif dari seorang dosen dengan penggunaan suara secara jelas dalam menjelaskan mata kuliah (suara dosen jelas didengar seluruh mahasiswa dalam ruang kuliah), dosen berkomunikasi kepada mahasiswa dengan penuh percaya diri,tidak ragu-ragu dan gugup, dosen menjelaskan sesuatu yang abstrak dengan menggunakan contoh-contoh konkrit, kuliah dapat dipahami oleh mahasiswa secara baik. Inilah kominikasi secara efektif (bnd. Miarso, 2004:547)
3. Penguasaan dan antuisasme dalam mata kuliah
Seorang dosen dituntut menguasai materi kuliah secara baik,mampu menghubungkan materi kuliah dengan apa yang telah diketahui mahasiswa, mampu mengkorelasikan isi mata kuliahnya dengan perkembangan yang baru dalam disiplin keilmuan, dan mampu mengambil manfaat dari hasil penelitian yang berkaitan, pemilihan buku wajib dan bacaan, penentuan topik pembahasan materi kuliah, dan pembuatan ikhtisar, dan membuat bahan atau pokok-pokok kajian menjadi tanda bahwa dosen memiliki penguasaan dan antusiasme dalam mata kuliah yang disampaikannya. Bila dari tahun ke tahun materi dan bahan bacaannya sama atau buku sumbernya sama, atau buku sumber tidak diapdate dengan sumber-sumber terbaru maka dosen tersebut tidak memiliki antusias atas mata kuliah yang diasuhnya.(bnd. Miarso, 2004:547)
4. Ssikap positif terhadap mahasiswa
Sikap positif kepada mahasiswa juga menjadi salah satu indikator efektivits perkuliahan. Sikap positif tersebut dilakukan dosen dengan cara: memberi bantuan kepada mahasiswa ketika mahasiswa menghadapi kesukaran dengan bahan kuliah, mendorong mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan atau memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menyatakan pendapatnya, dosen bersedia dihubungi di luar kelas, dosen peduli dengan apa yang dipelajari mahasiswa.(bnd. Miarso, 2004:548)
5. Pemberian ujian dan nilai yang adil
Ketika memulai pertemuan pertama, dosen harus memberitahu kepada mahasiswa sistem penilaian seperti Kehadiran,tugas, UTS dan UAS masing-masing harus diberi bobot dan mahasiswa dinilai berdasarkan sistem penilian ini. Jadi, ada kesepakatan dalam sistem penilaian dan dalam penerapannya dosen menilai dan memberi nilai berdasarkan sistem yang disepakati atau yang ada dalam RPS.
6. Keluwesan dalampendekatan pembelajaran
Pembelajaran dapat dilakukan oleh seorang dosen secara leluasa, penggunaan variasi mengajar dalam hal ini variasi dalam metode mengajar, variasi dalam memberi tugas,Jangan tugasnya daru tahun ke tahun sama. Hal ini membosankan mahasiswa.
Metode mengajar jangan hanya bertumpu pada model ceramah tetapi perlu divariasikan dengan metode lain. Dengan demikian pembelajaran berlangsung secara efektif.
7. Hasil belajar mahasiswa yang sesuai
Memberi nilai jangan karena ada hubungan dengan suku, daerah dan keluarga tetapi harus adil memberi nilai. Nilai-nilai yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.