Monday, June 12, 2017

Efektivitas Shortener URL terhadap blog

Efektivitas Shortener URL terhadap blog
Mau tau efektifnya shortener URL bagi blog Anda? Efektivitas Shortener URL terhadap blog yang dimaksud disini yakni usaha pemendekkan URL bagi promosi terhadap suatu blog sehingga dapat dibaca oleh pengunjung blog. Artinya bila blog yang kita buat dapat menempati posisi teratas dalam google, misalnya rangking 1 - 10 Google, maka peluang untuk pengunjung membaca blog kita tentu sangat tinggi. Bila hal ini tercapai maka shorte URL dapat dikatakan "efektif".
Namun apa yang dimaksud dengan Shortener URL pada artikel ini. Saya berusaha memberi pengertian secara singkat kepada para pengunjung blog yang tentu senang dengan blogging. Jika tidak senang maka pembahasan tentang topik ini tidak terlalu berpengaruh. Baiklah sekarang perhatikan penjelasan berikut ini.


Pengertian Shortener URL Ada ragam pembahasan tentang arti shortener URL. Ragam pembahasan itu sejatinya memberi khasanah bagi upaya memperkaya pengetahuan kita tentang shorten URL atau mempersingkat URL Link website atau blog. Biasanaya shorte URL dilakukan oleh para blogger profesional ataupun blogger paruh waktu seperti saya. Saya juga sering mendapat singkatan URL yang masuk ke email saya maupun sms ke handphone. Beberapa bank juga menggunakan shorte URL dalam mengirim info ke nasabah. Lalu apa pengertian Shortener URL. Silakan ikuti dalam info berikut ini.
“Arti Shorte URL.” Menurut Wikipedia, penyingkatan URL adalah teknik pada www yang membuat suatu laman situs dapat diakses dengan menggunakan suatu URL yang sangat pendek sellain alamat aslinya. Menurut pengertian ini URL adalah cara memperpendek alamat sebuah situs atau alamat laman situs agar mudah diingat.
Misalnya kita punya alamat situs: www.kampungasalsayayangindah.com (ini alamat sekadar contoh, bukan alamat situs sebenarnya). Alamat situs ini cukup panjang. Kita bisa menyingkat alamat situs ini dengan bantuan Shortener URL pada beberapa situs yang menyediakan layanan ini. Situs penyedia penyingkat alamat situs juga bermacam-macam. Ada yang milik google dan non google. Silakan cari di google dengan kata kunci “shortener URL”.
Selain alamat situs atau blog, kita juga bisa mempersingkat alamat URL postingan kita pada artikel yang dipublikasi dalam website atau blog seperti blogspot dan wordpress. Misalnya kita menulis sebuah artikel dengan judul: Melengkapi Ruang Tamu dengan Kursi dan Meja Minimalis Buatan Berbagai Negara di Asia, Amerika dan Eropa. Setelah kita menulis isi artikel dan mempostingnya di website atau blog maka sistem pada website atau blog akan membuat sebuah alamat URL untuk postingan ini. Oleh karena judul ini cukup panjang maka alamat URL juga akan panjang juga. Jadi kalau kita hendak membagi atau share di facebook maupun twitter akan memakan tempat yang sukup besar/panjang. Jadi caranya kita mempersingkat dengan bantuan Shorte URL. Setelah itu kita dapat alamat yang singkat. Alamat inilah yang disebut Shortener URL.
Situs penyedia Shortener URL
Kita dapat memilih beberapa situs yang digunakan untuk mempersingkat URL website atau Blog. Situs-situs itu antara lain:
1. Google Shortener. Goo.gl
2. Shorte.st
3. Shortener Bit.ly
4. Shortener LinkShrink.
5. Shortener Adf.ly
6. URL Shortener Al.ly
7. Shortener Linkshrink.com
6. dll


Fungsi Shortener URL

1. Berdampak positif pada SEO. Menurut salah satu informasi di internet, manfaat dari Shorte URL adalah mendapat umpan balik dari Google. Hal ini tentu mempengaruhi peringkat website atau situs di pencarian Google atau mesin penelusuran google.
2. Memudahkan kita maupun pengunjung website atau blog untuk secara mudah mengingat alamat link. Bila alamat linknya panjang tentu membuat orang lupa atau malas menghafalnya karena terlampau panjang. Dengan kehadiran fassilitas Shorte URL maka kendala tersebut di atasi yaitu mempersingkat alamat link sehingga orang lain mudah mengingatnya. Apalagi kalau situs atau blog berisi pembahasan tentang produk-proudk yang sangat dibutuhkan orang lain.
3. Memberi penghasilan. Ada beberapa situs shortener yang dapat menghasilkan uang bagi kita bila kita menggunakannya untuk mempersingkat link website atau blog. Bagaimana hal ini terjadi. Kita tentu sudah mendaftar menjadi publisher pada situs seperti bit.ly, shorte.st dll. Kemudian kita mempersingkat alamat URL Link kemudian membagikannya di facebook atau twiter. Bila ada yang mengklik untuk mengunjungi website atau blog kita dengan URL yang sudah dipersingkat maka kita mendapat uang. Ya jumlahnya tidak terlalu besar tetapi sedikit demi sedikit tentu menjadi banyak.
4. Dll (bisa ditambahkan berdasarkan pengalaman)

Cara Mempersingkat URL Link

Hal yang harus kita lakukan adalah memasukan link postingan kita pada borang atau kotak yang tersedia dalam situs penyedia shortener seperti Goo.gl; Bit.ly; Shorte.st. Setelah kita memasukan URL link artikel postingan, kita klik tombol Misalnya pada shorte.st. Jelasnya demikian: ketika kita masuk ke dashboard shorte.st, tersedia kolom berwarna hijau tua dengan tulisan: Shorten URL and get paid” dan Shorten (warna orange). Kita masukan alamat link URL postingan di kotak Shorten URL and get paid, kemudian klik SHORTEN (kotak berwarna orange, letaknya disebelah kanan dari kotak Shorten URL and get paid. Setelah itu akan muncul hasilnya. Silakan kopi paste dan bagikan di facebook, twitter maupun di postingan blog. Dengan cara ini kita dapat mempromosikan isi website atau blog yang membahas tentang layanan perjalanan seperti: Layanan Perjalanan ke Tanah Suci "Holyland". Ada banyak travel yang menyediakan jasa layanan untuk perjalanan wisata rohani seperti ke tanah suci. Misalnya orang Kristen mengadakan perjalanan ke tanah Kanaan atau sekarang disebut Yerusalem dan beberapa tempat yang disebutkan dalam Bible.
Usaha lain seperti berkunjung ke negara-negara lain yang kaya dengan pemandangan alam yang mempesona. Seperti ke Thailand, India, Singapur, Jepang, Korea, Filipina dll. Kita juga dapat membuat postingan tentang tiket penerbangan ke berbagai negara seperti ke Hongkong,Malaysia, Filipina, Jepang, penerbangan pesawat Jakarta ke Bruneydarusalam,tiket pesawat ke tokyo, Yokohama Jepang, Jakarta ke Taiwan, Jakarta ke Amerika dll. Setelah kita membuat postingan tentang tiket perjalanan dengan pesawat ke berbabgai negara, lalu kita membuat shortener URL untuk kemudian membagikan dalam facebook dan twitter dan instagram
Setiap artikel kita tentang point-pont di atas bisa dipersingkat dengan cara shortener URL.

Semoga bermanfaat

Monday, May 1, 2017

Efektivitas Kepemimpinan Ahok dan Jarot

Efektivitas kepemimpinan bukan hanya suatu teori saja tetapi kebenaran empiris. Secara empiris kita dapat mengamati atau menilai efektivitas kepemimpinan dalam diri pemimpin-pemimpin pemerintahan maupun non pemerintahan. Kali ini saya posting tentang penialaian saya tentang efektivitas Kepemimpinan Ahok dan Jarot. Sekali lagi ini penilaian saya. Jadi, Anda tidak harus setuju dengan saya.
Pengalaman empiris dimulai dengan keberadaan saya sebagai warga DKI. Saya tinggal di Jakarta tepatnya di wilayah DKI pada tahun 1989. Pemimpin pemerintah, khususnya Gubernur Jakarta, yaitu mulai dari Bang Yos, Fausi Bowo, Pak Jokowi saya melihat masing-masing punya efektivitas memimpin. Efektivitas kepemimpinan mereka terukur dari tercapainya beberapa program yang diusung oleh bapak-bapak yang telah saya sebutkan.


Tulisan ini khusus diarahkan untuk membahas sekilas efektivitas kepemimpinan Ahok selama menjadi gubernur DKI, masa kepemimpinan Ahok dan Jarot akan berakhir bulan oktober 2017. Ketika Pak Jokowi berduet dengan pak Ahok dalam memimpin DKI Jakarta, saya melihat sosok gubernur  yaitu pak Jokowi yang begitu merakyat bahkan sampai beliau jadi Presidenpun demikian. Tentu mereka menjadi idola banyak orang.

Baiklah kini saya masuk ke Pak Ahok dan Pak Jarot. Sejak menjadi Gubernur dan wakil Gubernur Jakarta mulai mengalami banyak perubahan, khususnya yang terasa oleh saya (mungkin terlalu subjektif tetapi itu pengalaman). Biasanya waktu malam, jalan di depan sangat macet karena beberapa kegiatan di Jalan, khususnya mulai depan pon bensin sampai depan PGC dibawah jemabatan Bus Way. Selanjutnya arah ke Kramat Jati yang biasanya macet juga teratasi. Kali-kali yang tadinya penuh dengan tumpukan tanah mulai dibersihkan. Kali-kali menjadi bersih. Sampah yang dibuang sebarangan ke kali juga mulai ditertibkan dan ada hasilnya. Kali-kali bersih dari pembuangan sampah. Masih banyak lagi tetapi ini yang terasa oleh saya. Mungkin pembaca punya pengalaman efektif dari kepemimpinan Ahok dan Jarot. Kedua pemimpin ini telah mengukir kepemimpinan yang efektif di Jakarta. Pasti gubernur yang lain juga efektif dalam kepemimpinan. Kita tunggu hasil kerja para gubernur terpilih.

Pak Ahok dan Pak Jarot sudah mengukir prestasi kepemimpinan yang visioner berhati pelayan masyarakat. Kepemimpinan mereka (Bapak Ahok dan Jarot) tidak hanya berpengaruh di DKI tetapi seluruh Indonesia dan dunia tentunya. Bapak berdua telah menginspirasi banyak orang untuk menjadi pemimpin visioner yang berhati pelayan dan penuh dengan ketegasan, integritas, keberanian, berani menghadapi resiko demi rakyat yang dipimpinya.

Salam sukses untuk Bapak Ahok dan Bapak Jarot. Bapak berdua ada di hati banyak orang.


Berikut beberapa pengalaman empiris saya tentang efektivitas kepemimpinan Pak Ahok dan Pak Jarot.

                                               Gambar Pribadi 1: hasil camera Balck Berry


Gambar di atas menunjukkan para petugas sedang membersihkan kali. Bayangkan timbunan tanah di kali sampai tumbuh rumput. Nampak para petugas sedang berusaha membersihkan.
   
                                          Gambar Pribadi 2: hasil camera Balck Berry


Tumpukkan tanah di kali dikumpulkan para petugas kebersihan untuk kemudian dimasukan ke karung dan diangkut ke tempat lain.


                                         Gambar Pribadi 3: hasil camera Balck Berry


Gambar 3 menunjukkan hasil kerja dari para petugas kebersihan. Timpukan tanah di kali mulai bersih, airpun mengalir dengan lancar.
       
                                             Gambar Pribadi 4: hasil camera Balck Berry


Gambar 4 menunjukkan hasil kerja dari petugas keberhasihan kali di wilayah Jakarta Timur.
 

                                                                        Gambar 5:

Alat-alat berat untuk menguruk kali agar air lancar. Dengan demikian kali-kali yang dialiri air ketika musim hujan menjadi lancar. Ini pengalaman saya, bukan orang lain. Jadi, kita bisa berbeda dalam menilai efektivitas kepemimpinan Ahok dan Jarot. Bagi saya Pak Ahok dan Pak Jarot sangat efektif dalam kepemimpinannya. Mereka yang memimpin dengan visi dan hati pelayan masyarakat tentu pemimpin dengan cara yang unik dan langka.

Sukses untuk Pak Ahok dan Pak Jarot di manapun Bapak berdua nanti berkarya. Kekalahan dalam PILKADA bukanlah akhir dari segalanya, kekalahan itu memberi peluang kepada anak bangsa yang lain untuk berkarya. Kita akan melihat bersama bagaimana kepeimimpinan itu dilanjutkan dengan lebih gemilang lagi. Tetapi jika tidak maka bapak berdua lebih unggul. Semoga mereka yang melanjutkan lebih dari Bapak berdua. Mereka punya kualitas memimpin.

Semoga menginspirasi












Monday, May 2, 2016

Definisi efektivitas dalam teori Manajemen Pendidikan

Definisi efektivitas dalam teori Manajemen Pendidikan
Apa itu efektivitas teori Manajemen Pendidikan?
Dalam pendekatan manajemen pendidikan, efektivitas diartikan ukuran keberhasilan mencapai tujuan organisasi. Suatu organisasi dikatakan efektif bila orgnaisasi itu mencapai tujuan dalam organisasi tersebut. Dalam hal ini, efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Organisasi itu efektif bila memenuhi kepuasan pelanggan, mencapai visi organisasi, pemenuhan aspirasi, menghasilkan keuntungan bagi organisasi, pengembangan sumber daya manusia organisasi, dan aspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat di luar organisasi. Bemard (1938:20) dalam …. Menyatakan bahwa efektivitas organisasi merupakan kemahiran dalam sasaran spesifik dari organisasi yang bersifat objektif (“if it accomplished its specific objective aim”).

Schein dalam bukunya “organizational Psychology mendefinisikan efektivitas organisasi sebagai kemampuan untuk bertahan, menyesuaikan diri, memelihara diri dan juga bertumbuh, lepas dari fungsi-fungsi tertentu yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
Efektivitas juga dapat didefinisikan dengan empat hal yang menggambarkan tentang efektivitas, yaitu: (1) mengerjakan hal-hal yang benar, di mana sesuai dengan yang seharusnya diselesaikan sesuai dengan rencana dan aturannya. (2) mencapai tingkat di atas pesaing, di mana mampu menjadi yang terbaik dengan lawan yang lain sebagai yang terbaik. (3) membawa hasil, di mana apa yang telah dikerjakan mampu memberikan hasil yang bermanfaat. (4) menangani tantangan masa depan.
Efektivitas pada dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan atau pencapaian tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas (hasil) yaitu mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Pemahaman ini didukung dengan definisi Hidayat (1986) yang menyatakan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah dicapai. Di mana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.
Steers (1985:87) dalam …… menyatakan bahwa “efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu system dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber  daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya”. Sedangkan Martoyo (1998:4) dalam …. Mendefinisikan efektivitas adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan”. Emitai Etzioni (1982:54) dalam …. Menyatakan, efektivitas organisasi adalah tingkat keberhasilan orgnaisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran. Dengan demikian, pengertian efektivitas dalam beberapa definisi di atas menunjukkan pada kualifikasi sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Jadi efektivitas adalah pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan pemakaian proses yaitu pemilihan cara-cara yang sesuai dengan tujuan.
Menurut Etzioni (1964:187) “keefektifan adalah derajat di mana organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan Sergiovani (1987:33) menyatakan: efektivitas adalah kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan atau sasaran  yang telah ditetapkan.
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa tujuan menjadi pokok pertama dan utama dari sebuah kegiatan dalam suatu organisasi. Dengan kata lain unsur yang penting dalam teori efektivitas adalah pencapaian tujuan yang sesuai dengan apa yang telah disepakati secara maksimal. Tujuan itu tidak lain adalah harapan yang dicita-citakan atau suatu kondisi tertentu yang ingin dicapai oleh serangkaian proses. Dengan demikian perumusan tujuan dan proses mencapai tujuan itu melibatkan berbagai komponen, antara lain tenaga, sarana dan prasarana, serta waktu. 
Di atas telah dibahas tentang beberapa pendapat tentang pengertian efektivitas dalam konteks organisasi. Pembahasan itu bermaksud untuk memperluas pemahaman ketika membahas tentang efektivitas proses pembelajaran. Dalam konteks yang sama, peneliti ingin mengemukakan karakteristik efektivitas organisasi yang juga dilakukan dengan maksud yang sama yaitu mengkorelasikannya dengan efektivitas proses pembelajaran. Karakteristik efektivitas organisasi yang dimaksud yaitu sebagai berikut.
Karakteristik Efektivitas
Waterman dalam ….. mengemukakan karakteristik umum dari perusahan-perusahan efektif, yaitu: (1) mempunyai bias terhadap setiap tindakan dan penyelesaian pekerjaan yang dilakukan, (2) selalu dekat dengan para pelanggan agar dapat mengerti secara penuh apa yang dibutuhkan oleh para pelanggan, (3) memberikan tingkat otonomi yang tinggi pada para pegawai serta memupuk semangat kewirausahaan pegawai tersebut. (4) berusaha untuk meningkatkan produktivitas lewat partisipasi para pegawai perusahan. (5) para pegawai telah mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh perusahan dan para manajer perusahan terlibat secara aktif pada masalah di setiap tingkatan. (6) Selalu berdekatan dengan usaha yang diketahui dan dipahami oleh pegawai perusahan. (7) memiliki struktur organisasi yang bersifat luwes dan sederhana, dengan jumlah individu-individu yang minimal dalam aktivitas staf yang mendukung bidangnya. (8) menggabungkan kontrol yang sifatnya ketat dan desentralisasi yang bertujuan mengamankan nilai-nilai inti perusahan dengan control yang longgar pada bagian-bagian lain untuk mendorong pengambilan resiko serta inovasi.
Gibson mengemukan lima kriteria efektivitas, yaitu:
1.    Produksi. Produksi merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada ukuran keluaran utama dari organisasi. Ukuran produksi mencakup keuntungan, penjualan,pangsa pasar, dokumen yang diproses, rekanan yang dilayani, dan sebagainya.
2.    Efisiensi. Efisiensi merupakan kriteria efektivitas mengacu pada ukuran penggunaan sumber daya yang langka oleh organisasi. Efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan. Ukuran efisiensi terdiri dari keuntungan dan modal, biaya per unit, pemborosan, waktu terluang, biaya per orang, dan sebagainya.
3.    Kepuasan. Kepuasan merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan dan anggota-anggota perusahan tersebut. Ukuran kepuasan meliputi sikap karyawan, penggantian karyawan, absensi, kelambanan, keluhan, kesejahteraan dan sebagainya.
4.    Keadaptasian. Keadaptasian merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada tanggapan organisasi terhadap perubahan eksternal dan internal. Perubahan eksternal seperti persaingan, keinginan para pelanggan, kualitas produk, dan sebagainya. Perubahan internal seperti ketidak efisienan, ketidakpuasan, dan sebagainya merupakan adaptasi terhadap lingkungan
5.    Kelangsungan hidup. Yaitu tanggungjawab organisasi dalam usaha memperbesar kapasitas dan potensinya untuk dapat berkembang. Indikator yang digunakan adalah: produktivitas, efisiensi, kecelakaan, pergantian pegawai, absensi, kualitas, tingkat keuntungan, moral, dan kepuasan karyawan atau anggota perusahan.
Bila teori efektivitas organisasi yang dikemukakan oleh Waterman dan Gibson dihubungkan pada efektivitas proses pembelajaran maka karakteristik efektivitas proses pembelajaran itu meliputi:

  1. mempunyai bias terhadap setiap tindakan dan penyelesaian proses pembelajaran yang dilakukan
  2. Output yaitu keluaran atau hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran. Bagaimana mahasiswa mengalami proses pembelajaran yaitu tercapainya perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik yang berpengaruh pada pekerjaan ketika ia menyelesaikan studi.
  3. Efisiensi. Efisiensi merupakan kriteria efektivitas mengacu pada ukuran penggunaan sumber daya yang langka oleh organisasi. Efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan. Ukuran efisiensi terdiri dari keuntungan dan modal, biaya per unit, pemborosan, waktu terluang, biaya per orang, dan sebagainya.
  4. Kepuasan. Kepuasan merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada keberhasilan proses pembelajaran dalam memenuhi kebutuhan peserta didik. Ukuran kepuasan meliputi sikap peserta didik, penggantian karyawan, absensi, kelambanan, keluhan, kesejahteraan dan sebagainya.
  5. Keadaptasian. Keadaptasian merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada tanggapan organisasi terhadap perubahan eksternal dan internal. Perubahan eksternal seperti persaingan, keinginan para pelanggan, kualitas produk, dan sebagainya. Perubahan internal seperti ketidak efisienan, ketidakpuasan, dan sebagainya merupakan adaptasi terhadap lingkungan
  6. Kelangsungan hidup. Yaitu tanggungjawab organisasi dalam usaha memperbesar kapasitas dan potensinya untuk dapat berkembang. Indikator yang digunakan adalah: produktivitas, efisiensi, kecelakaan, pergantian pegawai, absensi, kualitas, tingkat keuntungan, moral, dan kepuasan karyawan atau anggota perusahan.
  7. selalu dekat dengan masyarakat pengguna tamatan agar dapat mengerti secara penuh apa yang dibutuhkan oleh pengguna tamatan (Gereja, sekolah, yayasan dll)
  8. Memberikan tingkat otonomi yang tinggi pada para mahasiswa serta memupuk semangat belajar mandiri mahasiswa tersebut.
  9. berusaha untuk meningkatkan hasil belajar lewat partisipasi para peserta didik.
  10.  Selalu berdekatan dengan usaha yang diketahui dan dipahami oleh peserta didik. 


Kriteria Efektivitas di atas menolong para pendidik profesional dalam meraancang dan mengimplementasikan proses pembelajaran, baik yang bernuansa Kurikulum berbasis 2013 maupun Kurikulum Berbasis KKNI. Dengan demikian terwujud mutu yang diharapkan dalam pendidikan kita di Indonesia.

Salam

Wednesday, February 10, 2016

Sebelas komponen efektivitas institusi pendidikan

Sebelas komponen efektivitas institusi pendidikan
Apa itu 11 Komponen Efektivitas Institusi?

Bila kita mengacu kepada efektivitas proses pembelajaran maka pokok ini juga berhubungan dengan efektivitas proses pembelajaran. Artinya efektivitas (tercapainya tujuan pembelajaran) tidak dapat dipisahkan dari efektivitas institusi. Argumen ini dapat juga diperhatikan dalam pandangan dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2010:89) Efektivitas institusi pendidikan terdiri dari dimensi:

(1) Manajemen dan
(2) Kepemimpinan sekolah,
(3) Guru,
(4) Tenaga kependidikan, dan
(5) Personil lainnya,
(6) Peserta didik,
(7) Kurikulum,
(8) Sarana-prasarana,
(9) Pengelolaan kelas,
(10)Hubungan sekolah dan masyarakatnya,
(11)Pengelolaan bidang khusus lainnya.

Penjelasan 11 Komponen Efektivitas Institusi

1. Manajemen.
Mengapa manajemen masuk dalam komponen efektivitas Institusi?
Kita bisa menemukan banyak jawaban ketika kita studi litertur yang memadai. Disini hanya dikemukakan beberapa alasan. Menurut Watson dalam Nurhattati (2014: 11-12), manajemen itu diperlukan sebuah organisasi karena bersifat diperlukan dan diwajibkan.Diperlukan dan diwajibkan karena setiap kegiatan harus dikontrol, diatur, ditata secara memadai. Dalam hal ini jelaslah bahwa tanpa manajemen suatu pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan sulit untuk diwujudkan. Itulah sebabnya sebuah institusi memerlukan manajemen. Dengan manajemen tersebut menata keteraturan, ketertiban, dan keberhasilan suatu pekerjaan. Dalam konteks sekolah, baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah ATas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memerlukan manajemen. Perguruan tinggi pun memerlukan manajemen. Jadi, manajemen yang baik akan mempengaruhi efektivitas yang baik pula.

Kepemimpinan Kepala Sekolah

Sekolah mulai dari SD, SMP, SMA/SMK memerlukan seorang atasan yang disebut dengan kepala sekolah. Lalu apa hubungan dengan efektivitas. Efektivitas tidak akan terjadi tanpa ada manusia, khususnya pemimpin. Mesti ada pemimpin. Pemimpin kemudian melakukan sistem kepemimpinan. Apakah secara demokratis, otoriter dll sistem yang dikenal dalam kepemimpinan. Melalui kepemimpinan tersebutlah akan terwujud kerja sama antara pemimpin dan yang dipimpin untuk mencapai tujuan. Pencapai.an tujuan dalam sebuah organisasi seperti di sekolah membutuhkan pemimpin. Pemimpin di sekolah yakni kepala sekolah.

Guru-guru di Sekolah

Kehadiran guru-guru di sekolah memungkinkan kepala sekolah melaksanakan kepemimpinan secara ter-ukur. Tanpa ada guru-guru maka kepala sekolah tidak dapat bekerja secara efektif mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Para guru bekerja bersama kepala sekolah mewujudkan tujuan tersebut. Misalnya dalam kurikulum 2013, pendidikan harus menghasilkan manusian Indonesia yang pancasilais, berkompeten dan berkarakter. Hal ini dapat tercapai bila ada guru. Guru dalam perannya akan mewujudkan tujuan tersebut.

Sebelas komponen efektivitas isntitusi pendidikan tersebut di atas memiliki hubungan dengan efektivitas proses pembelajaran. Jadi, efektivitas proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari efektivitas institusi. Proses pembelajaran secara formal membutuhkan disemensi-dimensi efektivitas institusi sebagaimana yang sudah disebutkan di atas.
Demikian kiranya bermanfaat.
Salam

Yonas Muanley

Pengertian efektivitas Pembelajaran

Pengertian efektivitas Pembelajaran

Edisi Refisi 10 Juli 2018



Menurut Yusufhadi Miarso (2004:516, 536), efektivitas pembelajaran adalah yang menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi para mahasiswa, melalui prosedur pembelajaran yang tepat. Miarso melanjut bahasan tentang definisi efektivitas dengan menyatakan bahwa, efektivitas pembelajaran seringkali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau ketepatan dalam mengelola suatu situasi. Beberapa hal yang terkandung dalam definisi ini, yakni efektivitas pembelajaran merupakan kegiatan edukatif yang memiliki cirri, yaitu (1) beristem (sistemik), yang dilakukan melalui tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan. (2) sensitive terhadap kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan pembelajar. (3) kejelasan akan tujuan dank arena itu dapat dihimpun usaha untuk mencapainya. (4) bertolak dari kemampuan atau kekuatan peserta didik, pendidik, masyarakat, dan pemerintah.


Menurut Astim Riyanto (2003:6), efektivitas pembelajaran diartikan berhasil guna atau tepat guna, atau mencapai tujuan atau pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam hal ini efektifitas pembelajaran atau pembelajaran yang efektif adalah usaha yang membuahkan hasil atau menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi para mahasiswa, melalui pemakaian prosedur yang tepat. Dalam definisi ini kata efektifitas pembelajaran mengandung dua indicator penting, yaitu terjadinya belajar pada mahasiswa dan apa yang dilakukan dosen. Dengan demikian, prosedur pembelajaran yang dipakai oleh dosen dan bukti mahasiswa belajar akan dijadikan fokus dalam usaha pembinaan efektifitas pembelajaran.(Yusufhadi Miarso (2004:517). Sedangkan menurut Gaff dalam Miarso (2004:514) pembelajaran yang efektif meliputi bagaimana membantu mahasiswa untuk mencapai tujuan belajar.

Efektifitas pembelajaran tidak lain adalah usaha pembelajaran yang berkriteria daya tarik atau daya guna, artinya dengan pemanfaatan seperangkat karakteristik tersembunyi dosen menolong siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain efektifitas adalah salah satu indicator dari proses pembelajaran yang baik. Indikator lainnya adalah efisiensi dan produktifitas.
Dua istilah yang disebut diatas yaitu efisiensi dan produktivitas merupakan dua istilah yang berhubungan dengan efektivitas. Dikatakan demikian karena Menurut Miarso (2004), produktivitas pembelajaran adalah hasil yaitu lulusan, karya tulis, penelitian, dan sebagainya bertambah, dengan pengurangan masukan, atau tanpa pertambahan masukan; atau dengan tambahan masukan sedikit tetapi pertambahan hasilnya lebih besar; atau pertambahan masukan yang banyak dengan hasil yang jauh lebih banyak. Sedangkan efisiensi pembelajaran adalah kesepadanan antara waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan dengan hasil yang diperoleh. Cirinya adalah organisasi yang rapi, misalnya lingkungan atau latar yang teratur, pembagian tugas seimbang, dan pelaksanaan yang tertib, dan usaha yang tidak berlebihan. Yusufhadi Miarso (2004:517)

Definisi lain tentang efektisiensi dan produktivitas dengan efektivitas dapat dipahami dalam definisi menurut Tim dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia (2010), yakni efisiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan betul (doing things right) sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan (doing the right things) atau efektivitas adalah perbandingan antara rencana dengan tujuan yang yang dicapai, sedangkan efisiensi menekankan pada perbandingan antara input/sumber daya dengan output. Suatu kegiatan dikatakan efisien bila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal. Dengan demikian, efisiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga dan sarana. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2010:89)
Dalam teori efektifitas, kata efektifitas adalah membandingkan antara hasil atau prestasi yang diperoleh dengan tujuan atau pencapaian tujuan. Disini menjadi jelas bahwa efektifitas menyangkut dengan pencapaian tujuan atau hasil yaitu membuat sesuatu yang benar didalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain efektifitas menyangkut sejauh mana tujuan telah tercapai.

Dalam aspek teori yang lain, Simon Devung yang dikutip oleh Suriani, dan dikutip lagi oleh Sentot Sadono, efektivitas diartikan “kemampuan untuk melakukan hal yang tepat atau menyelesaikan sesuatu dengan baik” (Sentot Sadono,2004:53)

Efektivitas sebagaimana yang diuraikan di atas adalah efektivitas dari asepek atau dimensi pencapaian tujuan. Teori efektivitas yang didasarkan pada tujuan berkesimpulan bahwa terjadi efektivitas dalam sebuah kegiatan, katakanlah dalam proses pembelajaran, atau berorganisasi, atau apa saja, dapat disebut efektif apa bila tercapai tujuan.
Saya katakan demikian karena teori efektivitas itu dapat juga dihubungkan dengan dimensi kerja sama. Misalnya pembelajaran yang efektif apabila terjadi keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Efektivtas yang ditekankan disini yaitu keterlibatan seluruh peserta/anggota dalam sebuah kegiatan. Biasa disebut efektivitas kerja sama.
Dalam pertandingan piala dunia di Rusia 2018, banyak kesebelasan yang dihuni bintang-bintang dunia seperti Ronaldo, Messie, Neymar tetapi pada akhirnya tidak efektif karena kerjasama tim dalam meraih kesuksesan. Kesuksesan bukan sentralistik pada seseorang tetapi pada peserta, atau juga tim. Jadi, ini efektivitas kerjasama. Dalam pembelajaran, efektivitas yang didasarkan pada kerja sama mengharuskan keterlibatan seluruh peserta didik dalam pembelajaran. Apalagi implementasi kurikulum 2013 Edisi Revisi dan Kurikulum Berbasis KKNI (khusus untuk perguruan Tinggi).

Dalam efektivitas pembelajaran selalu ada dua kegiatan terstruktur, yaitu:

1. Belajar
2. Mengajar

Belajar adalah proses pengubahan. Pengubahan dari segi kompetensi pengetahuan, sikap dan ketrampilan

Mengajar adalah kesediaan terstruktur dalam diri guru yang didorong oleh visi bahwa mengajar adalah kecakapan memfasilitasi terjadinya perubahan dalam diri manusia muda yang dipercayakan kepada seorang guru dalam satuan pendidikan.

Semoga bermanfaat
Salam

Yonas Muanley

Pengertian Efektivitas

Pengertian Efektivitas
Pengertian Efektivitas
Edisi Revisi Januari 2021 Oleh Dr. Yonas Muanley

Catatan revisi, saya merevisi beberapa bagian seperlunya dari artikel ini. Artikel ini sudah dikutip dan disitasi oleh mahasiswa dari beberapa universitas mulai dari Sabang sampai Merauke, dari Sangir sampai pulau rote. Para mahasiswa yang mensitasi, biasanya mengutip pengertian efektivitas dan dengan jurur mereka menyatakan sumber sitasi. Poin pertama paling banyak disitasi. Bila Anda sitasi maka jangan lupa cantumkan sumber. Selamat membaca dan menemukan sesuatu dalam pengertian efektivitas berikut ini.

1. Segi etimologi

Kata efektif yang kita pakai di Indonesia merupakan padanan kata dari bahasa Inggris yaitu dari kata “effective”. Arti dari kata ini yakni berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektifitas mempunyai beberapa pengertian yaitu, akibatnya, pengaruh dan kesan, manjur, dapat membawa hasil (KKBI, 1995) Dalam kamus kamus Ilmiah Populer, efektivitas adalah ketepat gunaan, hasil guna, menunjang tujuan.(Widodo, 2002:114). 


Berdasarkan kamus seperti yang disebutkan di atas, efektivitas adalah akiabat dari suatu kegiatan, pengaruh dari sebuah aktivitas, menunjang tujuan atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demikian definisi yang ditulis dalam kamus tentang arti kata efektivitas. Dengan memahami pengertian efektivitas berdasarkan definisi kamus, kita memiliki pengertian yang oikumenis se Indonesia bahkan dunia. Yang saya maksudkan dengan oikumenis adalah kebersamaan dalam kosmos Indonesia dan dunia. Definisi kamus terhadap kata efektivitas tentu sudah menjadi arti standar ketika kata itu digunakan di berbagai tempat di Indonesia dan dunia. Hal inilah yang saya maksudkan dengan pengertian oikumenis. Sementara dalam pengertian konseptual dan operasioanl dari kata efektivitas tentu akan berbeda-beda antara satu orang ke orang lain yang mengadakan penelitian terhadap efektivitas dari variabel yang diteliti yang dikorelasikan dengan kata efektivitas. Misalnya Efektivitas Menonton Debat candidat rektor universitas tertentu, dll.

2. Pengertian efektivitas menurut Teori

Pengertian kamus sebagaimana yang dimaksud di atas artinya selalu sama dari waktu ke waktu. Namun tidak demikian dengan pengertian sesuatu kata dalam teori-teori tertentu. Dalam bahasan ini, yakni kata efektivitas. Kata efektivitas memiliki pengertian yang beragam bila ditempatkan dalam teori efektivitas. Dalam teori manajemen pendidikan, efektivitas diartikan ukuran keberhasilan mencapai tujuan organisasi. Suatu organisasi dikatakan efektif bila orgnaisasi itu mencapai tujuan dalam organisasi tersebut. Dalam hal ini, efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Organisasi itu efektif bila memenuhi kepuasan pelanggan, mencapai visi organisasi, pemenuhan aspirasi, menghasilkan keuntungan bagi organisasi, pengembangan sumber daya manusia organisasi, dan aspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat di luar organisasi. 

Efektivitas juga dapat didefinisikan dengan empat hal yang menggambarkan tentang efektivitas, yaitu: 

(1) mengerjakan hal-hal yang benar, di mana sesuai dengan yang seharusnya diselesaikan sesuai dengan rencana dan aturannya. 
(2) mencapai tingkat di atas pesaing, di mana mampu menjadi yang terbaik dengan lawan yang lain sebagai yang terbaik. 
(3) membawa hasil, di mana apa yang telah dikerjakan mampu memberikan hasil yang bermanfaat. 
(4) menangani tantangan masa depan. 

Efektivitas pada dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan atau pencapaian tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas (hasil) yaitu mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah dicapai. Di mana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. 
Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu system dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya. Efektivitas adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan”. Jadi, efektivitas organisasi adalah tingkat keberhasilan orgnaisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran. Dengan demikian, pengertian efektivitas dalam beberapa definisi di atas menunjukkan pada kualifikasi sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Jadi efektivitas adalah pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan pemakaian proses yaitu pemilihan cara-cara yang sesuai dengan tujuan. 


Keefektifan adalah derajat di mana organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan efektivitas adalah kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. 
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa tujuan menjadi pokok pertama dan utama dari sebuah kegiatan dalam suatu organisasi. Dengan kata lain unsur yang penting dalam teori efektivitas adalah pencapaian tujuan yang sesuai dengan apa yang telah disepakati secara maksimal. Tujuan itu tidak lain adalah harapan yang dicita-citakan atau suatu kondisi tertentu yang ingin dicapai oleh serangkaian proses. Dengan demikian perumusan tujuan dan proses mencapai tujuan itu melibatkan berbagai komponen, antara lain tenaga, sarana dan prasarana, serta waktu. 

Di atas telah dibahas tentang beberapa pendapat tentang pengertian efektivitas dalam konteks organisasi. Pembahasan ini bermaksud menghubungkan pengertian efektivitas dalam teori efektivitas organisasi dengan teori efektivitas pembelajaran. Inti definisi efektivitas dalam teori efektivitas organisasi adalah tercapainya tujuan. Dalam pembelajaran, tujuan merupakan komponen utama yang mesti dicapai sebagai ukuran efektivitas. 

Berdasarkan pengertian efektivitas sebagaimana yang dikemukakan di atas, dalam proses pembelajaranm efektivitas dapat diniali dari berlangsungnya proses belajar-mengajar, dan ketercapaian tujuan.Ketercapaian tujuan dalam konteks efektivitas adalah penetapan tujuan yang telah dirumuskan oleh guru pada ranah kogntif. Misalnya dalam RPP guru menetapkan salah satu indikator dari kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja menganalisis efektivitas manajemen. Bila peserta didik mampu menganalisis manajemen maka telah tercapai efektivitas pada ranah kognitif pada wilayah yang lebih tinggi yaitu melatih kecakapan peserta didik untuk menalar suatu konsep dengan makna tertentu. Demikian juga untuk ranah yang lain yaitu afektif dan psikomotorik.

Pada ranah afektif dan psikomotorik, guru dapat merumuskan berdasarkan kata kerja yang disessuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai guru dalam diri peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada peserta didik. Misalnya guru menggunakan kata kerja operasional untuk afektif yaitu meyakini percobaan dalam menerapkan sebuah teori pada sebuah organisasi akan memberi hasil yang memuaskan. Demikian juga pada ranah psikomotorik, misalnya peserta didik mempraktekkan kepemimpinan demokratis dalam proses pengelolaan kelas.

Semoga berguna
Salam 

Dr. Yonas Muanley 

Tuesday, October 9, 2012

Karakteristik Efektivitas Pembelajaran

Karakteristik Efektivitas Pembelajaran
Beberapa Pemikiran Yusufhadi Miarso Tentang Karakteristi Efektivitas: Oleh Dr. Yonas Muanley, M.Th.

1. Pengorganisasian kuliah dengan baik.

Hal-hal yang tercantum dalam bagian ini yakni: perumusan tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar), pemilihan materi kuliah, kegiatan kelas, pemberian tugas, dan penilaian. Bagian ini bila dihubungkan dalam komponen proses pembelajaran yang efektif maka ia menyangkut dengan komponen yang pertama yaitu tujuan pembelajaran (akan dibahas dalam komponen efektivitas proses pembelajaran).
Pengorganisasian kuliah merupakan kewenangan dosen. Maka yang dapat menilai baik atau tidaknya pengorganisasian kuliah adalah para sejawat dalam bidang studi yang bersangkutan, ketua program studi, dan mahasiswa. Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah dosen dapat menilai dosen dengan cukup tepat. Menurut Miarso (2004) mahasiswa dapat menilai efektivitas pembelajaran karena mahasiswalah yang mengetahui: (1) apakah dosen menyajikan bahan kuliah di dalam cara teratur, (2) apakah dosen telah mempersiapkan diri untuk kelasnya, (3) pakah dosen telah menjelaskan pokok yang perlu dipelajari, dan (4) apakah kuliah itu memungkinkan untuk dapat diikuti dengan baik.

2. Komunikasi secara efektif

Aspek-aspek yang berkait dengan komunikasi secara efektif dalam pembelajaran pada bagian ini meliputi: strategi dan metode mengajar, pemakaian media untuk menarik perhatian mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Selain itu penyajian yang jelas, kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-contoh, kemampuan wicara yang baik (nada, intonasi, ekspresi dosen), dan kemampuan untuk mendengarkan mahasiswa. Kemampuan secara efektif tidak hanya meliputi penjelasan verbal, tetapi dapat juga berupa makalah yang ditulis, silabus dan rencana kuliah yang jelas dan mudah dipahami.

3. Penguasaan dan antusiasme dalam mata kuliah

Seorang dosen dituntut mengetahui materi kuliahnya dengan baik, agar mudah mengorganisirnya secara sistematis dan logis. Dosen mampu menghubungkan isi kuliahnya dengan apa yang telah diketahui mahasiswa, mampu mengkaitkan isi kuliah dengan perkembangan yang terbaru dalam disiplin keilmuannya, dan mampu mengambil manfaat dari penelitian yang berkaitan.

4.Sikap positif terhadap mahasiswa

Sikap positif terhadap mahasiswa dilakukan melalui cara-cara seperti: Apakah dosen memberi bantuan jika mahasiswa mengalami kesulitan dengan bahan kuliahnya, Apakah dosen mendorong mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan atau memberi pendapat, Apakah dosen dapat dihubungi mahasiswa di luar kelas, Apakah dosen peduli terhadap apa yang dipelajari mahasiswa.
5. Pemberian ujian dan nilai yang adil

Sejak awal kuliah mahasiswa harus mendapat informasi tentang: sistem penilaian seperti: kehadiran/interaksi, tugas terstruktur (paper/makalah, risensi), ujian tengah semester, ujian akhir semester, batas akhir pengumpulan tugas, dan aspek-aspek lain yang berkait dengan penilaian akhir.
Kesesuaian soal ujian dengan bahan kuliah yaitu pembuatan soal yang konsisten dengan indicator-indikator dari setiap kompetensi dasar yang telah dibuatnya sebagaimana yang ada dalam kontrak dan silabus serta satuan acara perkuliahan. Kesesuaian soal ujian dengan bahan kuliah yang diberikan merupakan salah satu indicator keadilan dalam ujian. Memberi nilai A jika mahasiswa memang seharusnya mendapat A dan bukan sebaliknya.

6. Keluwesan dalam pendekatan pengajaran

Aspek yang ada dalam bagian ini adalah pendekatan pembelajaran yang bervariasi sehingga pembelajaran berlangsung lebih bergairah. Beragama pendekatan pembelajaran tentu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

7. Hasil belajar mahasiswa yang baik

Tercapainya perubahan pada tiga ranah yaitu (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotorik. Pedoman yang harus dipegang adalah hasil belajar mahasiswa harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dimaksud dapat berupa perubahan tiga ranah di atas.
Pokok-pokok di atas dilaksanakan dengan satu target yaitu mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ada kegiatan belajar. Belajar itu memiliki banyak definisi, slah satunya yakni defini oleh Joni Raka.

Menurut Joni Raka (1985:7) menyatakan bahwa belajar itu adalah suatu yang harus dilakukan sendiri (dihayati oleh yang bersangkutan), maka mengajar merupakan upaya menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar

Terimakasih atas kunjungan Anda di blog saya.

Salam