Apa itu 11 Komponen Efektivitas Institusi?
Bila kita mengacu kepada efektivitas proses pembelajaran maka pokok ini juga berhubungan dengan efektivitas proses pembelajaran. Artinya efektivitas (tercapainya tujuan pembelajaran) tidak dapat dipisahkan dari efektivitas institusi. Argumen ini dapat juga diperhatikan dalam pandangan dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2010:89) Efektivitas institusi pendidikan terdiri dari dimensi:
(1) Manajemen dan
(2) Kepemimpinan sekolah,
(3) Guru,
(4) Tenaga kependidikan, dan
(5) Personil lainnya,
(6) Peserta didik,
(7) Kurikulum,
(8) Sarana-prasarana,
(9) Pengelolaan kelas,
(10)Hubungan sekolah dan masyarakatnya,
(11)Pengelolaan bidang khusus lainnya.
Penjelasan 11 Komponen Efektivitas Institusi
1. Manajemen.
Mengapa manajemen masuk dalam komponen efektivitas Institusi?
Kita bisa menemukan banyak jawaban ketika kita studi litertur yang memadai. Disini hanya dikemukakan beberapa alasan. Menurut Watson dalam Nurhattati (2014: 11-12), manajemen itu diperlukan sebuah organisasi karena bersifat diperlukan dan diwajibkan.Diperlukan dan diwajibkan karena setiap kegiatan harus dikontrol, diatur, ditata secara memadai. Dalam hal ini jelaslah bahwa tanpa manajemen suatu pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan sulit untuk diwujudkan. Itulah sebabnya sebuah institusi memerlukan manajemen. Dengan manajemen tersebut menata keteraturan, ketertiban, dan keberhasilan suatu pekerjaan. Dalam konteks sekolah, baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah ATas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memerlukan manajemen. Perguruan tinggi pun memerlukan manajemen. Jadi, manajemen yang baik akan mempengaruhi efektivitas yang baik pula.
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Sekolah mulai dari SD, SMP, SMA/SMK memerlukan seorang atasan yang disebut dengan kepala sekolah. Lalu apa hubungan dengan efektivitas. Efektivitas tidak akan terjadi tanpa ada manusia, khususnya pemimpin. Mesti ada pemimpin. Pemimpin kemudian melakukan sistem kepemimpinan. Apakah secara demokratis, otoriter dll sistem yang dikenal dalam kepemimpinan. Melalui kepemimpinan tersebutlah akan terwujud kerja sama antara pemimpin dan yang dipimpin untuk mencapai tujuan. Pencapai.an tujuan dalam sebuah organisasi seperti di sekolah membutuhkan pemimpin. Pemimpin di sekolah yakni kepala sekolah.
Guru-guru di Sekolah
Kehadiran guru-guru di sekolah memungkinkan kepala sekolah melaksanakan kepemimpinan secara ter-ukur. Tanpa ada guru-guru maka kepala sekolah tidak dapat bekerja secara efektif mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Para guru bekerja bersama kepala sekolah mewujudkan tujuan tersebut. Misalnya dalam kurikulum 2013, pendidikan harus menghasilkan manusian Indonesia yang pancasilais, berkompeten dan berkarakter. Hal ini dapat tercapai bila ada guru. Guru dalam perannya akan mewujudkan tujuan tersebut.
Sebelas komponen efektivitas isntitusi pendidikan tersebut di atas memiliki hubungan dengan efektivitas proses pembelajaran. Jadi, efektivitas proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari efektivitas institusi. Proses pembelajaran secara formal membutuhkan disemensi-dimensi efektivitas institusi sebagaimana yang sudah disebutkan di atas.
Demikian kiranya bermanfaat.
Salam
Yonas Muanley
Bila kita mengacu kepada efektivitas proses pembelajaran maka pokok ini juga berhubungan dengan efektivitas proses pembelajaran. Artinya efektivitas (tercapainya tujuan pembelajaran) tidak dapat dipisahkan dari efektivitas institusi. Argumen ini dapat juga diperhatikan dalam pandangan dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2010:89) Efektivitas institusi pendidikan terdiri dari dimensi:
(1) Manajemen dan
(2) Kepemimpinan sekolah,
(3) Guru,
(4) Tenaga kependidikan, dan
(5) Personil lainnya,
(6) Peserta didik,
(7) Kurikulum,
(8) Sarana-prasarana,
(9) Pengelolaan kelas,
(10)Hubungan sekolah dan masyarakatnya,
(11)Pengelolaan bidang khusus lainnya.
Penjelasan 11 Komponen Efektivitas Institusi
1. Manajemen.
Mengapa manajemen masuk dalam komponen efektivitas Institusi?
Kita bisa menemukan banyak jawaban ketika kita studi litertur yang memadai. Disini hanya dikemukakan beberapa alasan. Menurut Watson dalam Nurhattati (2014: 11-12), manajemen itu diperlukan sebuah organisasi karena bersifat diperlukan dan diwajibkan.Diperlukan dan diwajibkan karena setiap kegiatan harus dikontrol, diatur, ditata secara memadai. Dalam hal ini jelaslah bahwa tanpa manajemen suatu pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan sulit untuk diwujudkan. Itulah sebabnya sebuah institusi memerlukan manajemen. Dengan manajemen tersebut menata keteraturan, ketertiban, dan keberhasilan suatu pekerjaan. Dalam konteks sekolah, baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah ATas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memerlukan manajemen. Perguruan tinggi pun memerlukan manajemen. Jadi, manajemen yang baik akan mempengaruhi efektivitas yang baik pula.
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Sekolah mulai dari SD, SMP, SMA/SMK memerlukan seorang atasan yang disebut dengan kepala sekolah. Lalu apa hubungan dengan efektivitas. Efektivitas tidak akan terjadi tanpa ada manusia, khususnya pemimpin. Mesti ada pemimpin. Pemimpin kemudian melakukan sistem kepemimpinan. Apakah secara demokratis, otoriter dll sistem yang dikenal dalam kepemimpinan. Melalui kepemimpinan tersebutlah akan terwujud kerja sama antara pemimpin dan yang dipimpin untuk mencapai tujuan. Pencapai.an tujuan dalam sebuah organisasi seperti di sekolah membutuhkan pemimpin. Pemimpin di sekolah yakni kepala sekolah.
Guru-guru di Sekolah
Kehadiran guru-guru di sekolah memungkinkan kepala sekolah melaksanakan kepemimpinan secara ter-ukur. Tanpa ada guru-guru maka kepala sekolah tidak dapat bekerja secara efektif mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Para guru bekerja bersama kepala sekolah mewujudkan tujuan tersebut. Misalnya dalam kurikulum 2013, pendidikan harus menghasilkan manusian Indonesia yang pancasilais, berkompeten dan berkarakter. Hal ini dapat tercapai bila ada guru. Guru dalam perannya akan mewujudkan tujuan tersebut.
Sebelas komponen efektivitas isntitusi pendidikan tersebut di atas memiliki hubungan dengan efektivitas proses pembelajaran. Jadi, efektivitas proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari efektivitas institusi. Proses pembelajaran secara formal membutuhkan disemensi-dimensi efektivitas institusi sebagaimana yang sudah disebutkan di atas.
Demikian kiranya bermanfaat.
Salam
Yonas Muanley