Friday, March 15, 2019

Efektivitas Mencari Informasi Transportasi dengan Handphone

Efektivitas Mencari Informasi Transportasi dengan Handphone
Setiap orang membutuhkan informasi, khususnya ketika mengadakan sebuah perjalanan ke luar kota maka diperlukan informasi-informasi berkait dengan perjalanan tersebut. Demikian juga saya, saya akan mengadakan perjalanan ke Bandara Udara Ujung Pandang-Makassarada tanggal 15 Maret 2019 pada pukul 15.30, nanti pukul 00,05 saya akan berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta untuk penerbangan dari Jakarta ke kota Makasar dan selanjutnya ke Palopo dan Tanah Toraja. Untuk perjalanan ini saya perlu mencari informasi, terlebih lagi perjalanan ini sebagian merupakan pengalaman baru maka saya tidak tahu persis berapa biaya perjalanan dengan Bus AC. Syukurlah bahwa kendala ini teratasi dengan Handphone Android yang ada pada saya.







Saya mencari informasi melalui handphone tentang perjalanan bus dari makasar ke Palopo dan dari palopo ke Toraja. Saya kemudian menemukan informasi tentang rental mobil dengan beragam pilihan mobil seperti dengan Kijang, pajero dll. Kita tinggal memilih mobil yang kita sukai. Namun saya tidak memilih pilihan dengan perjalanan rental mobil, saya memilih perjalanan dengan Bus AC.

Beberapa lama kemudian datang seorang temman saya yang mengerti tentang Palopo dan Toraja, ia kemudian menyarankan kepada saya untuk menggunakan shalter bus ketika sampai di Bandar Udara Hasanudin. Menurutnya bila menggunakan shalter mobil maka akan irit pengeluaran, biayanya tidak lebih dari Rp 30.000,00. Saya kemudian mengiayakan untuk nantinya menggunakan sesuai informasi teman saya.

Teman saya kemudian pamit karena ada acara arisan di rumahnya. Pasti acara arisan menyenangkan. Makan bersama ikan bakar, Arsik, dengan ditemani sambal Andalima. Teman saya isterinya dari suku Batak jadi kalau acara di rumah maka ada makanan ciri khas Batak. Kadang saya mendapat jatah makanan. Enak juga.

Kembali ke Handphone, dengan Hp yang kita miliki dan terkoneksi dengan internet maka kita dapat mencari informasi yang kita perlukan seperti informasi perjalanan ke daerah atau perjalanan antar kota. Perjalanan antar kota sering memberi kenangan-kenangan terindah. Saya teringat ketika mengajar di kota Ngabang-Kalimantan Barat. Dari Jakarta yaitu Bandara Soekarno Hatta menuju bandara Pontianak dan dari Pontianak menuju kota Ngabang dengan menggunakan Bus. Demikian juga perjalanan saya dari Pontianak ke Sintang. Semua saaya jalani dengan sebuah passion bahwa mengajar adalah tugas yang harus jalani sampai akhir hidupku.



Perjalanan ke dua kota yang saya sebutkan di atas, terjadi dalam semangat passionku. Bagiku mengajar adalah panggilan hidup yang Tuhan anugerahkan pada diriku. Ayahku seorang guru Sekolah Dasar. Saya sejak memasuki SLTA tidak memilih mengajar menjadi tujuan hidup saya, namun karunia mengajar itu muncul dalam proses perjalanan hidup.
Semoga perjalanan saya di dua kota ini saya laksanakan dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Salam

Thursday, March 14, 2019

Efektivitas Perjalanan dengan Menggunakan Celana Dalam Sekali Pakai

Efektivitas Perjalanan dengan Menggunakan Celana Dalam Sekali Pakai

Hari ini saya hendak mengadakan perjalanan ke sebuah kota yang sangat jauh, saya harus menempuh penerbangan dengan pesawat dari Jakarta menuju Ujung Pandang-Makasar, kemudian melanjutkan perjalanan ke Palopo dan Tanah Toraja. Saya sudah menyiapkan pakaian untuk perjalanan selama 2 Minggu. Hanya saja Tas yang aku bawa sudah terlalu penuh. Saya kemudian berpikir cara efektif tanpa harus membawa pakaian dalam jumlah yang banyak. Salah satu cara yakni mencari informasi dan membeli pakaian yang sekali pakai dan dibuang. Tentu ada pakaian-pakaian tertentu yang hanya sekali pakai dan dibuang.




Pilihan ini disebabkan karena tidak ingin merepotkan diri dalam perjalanan dengan harus mencuci pakaian. Jadi tinggal pakai dan setelah itu dibuang dan ganti lagi dengan yang baru. Ya pilihan ini hanya untuk perjalanan dalam waktu 1 sampai 2 minggu atau katakanlah satu bulan.

Jika demikian pakaian mana yang sekali pakai dan dibuang?

Saya memilih pakaian pada celana dalam. Celana dalam tentu mudah, sudah ada yang menjual produk celana dalam yang memenuhi kebutuhan perjalanan. Kita tidak perlu cuci. Ibaratnya sama dengan tisu, sekali kita pakai tisu dan kita buang sampai kembali ke rumah dan normal lagi seperti biasa. Maksudnya tetap menggunakan pakaian yang dipakai berkali-kali.

Cara di atas kita tempuh karena kita tidak ingin menampung pakaian kotor selama dalam perjalanan ataupun mencuci, apalagi di musim hujan. Jadi kita tinggal membeli pakaian yang sekali pakai. Kita dapat membeli secara online dan pesananpun di antar ke kita.



Saya mengadakan perjalanan ke Sulawesi dalam rangka tugas mengajar. Namun tugas mengajar ini bukan perjalanan dinas pemerintah karena saya bekerja di bidang swasta. Jadi saya ke sana juga sebagai pendidik swasta tetapi memiliki NIDN yang dilekuarkan khusus untuk pendidik di perguruan tinggi swasta. Saya ke sana dalam rangka memenuhi undangan teman saya. Teman saya meminta untuk mengajar selama 2 minggu, setelah itu saya kembali ke Jakarta.

Ya lumayanlah menambah pengalaman ke tempat lain dalam rangka tugas mengajar. Mengajar menjadi pilihan hidup yang saya hidupi secara bahagia. Bahagia bukan karena banyak uang tetapi bahagia karena mengajar adalah pilihan hati atau yang sesuai dengan passion saya.
Saya berangkat ke Makasar dari Bandara Soekarno Hatta dengan menggunakan jasa salah satu pesawat komersial yaitu Citilink. Penerbangan pada jam subuh dan diharapkan tiba di Makasar pada pukul 03.00 dan berhenti seejenak di Makasar dan menuju tempat penantian Bus yang melayani route perjalanan Makasar ke Palopo.

Saya mencoba mencari informasi harga Bus dari Makasar ke Palopo dan ternyata saya kketemu sebuah informasi yang memastikan kepada saya harga tiket Bus AC Makasar ke Palopo, kisaran Rp 150.000,00 an. Sekarang tinggal klik dan dapat informasi melalui Hp Android,

Salam

Wednesday, March 13, 2019

Efektivitas Pembelajaran K13 dalam ranah Karakter

Efektivitas Pembelajaran K13 dalam ranah Karakter
K13 adalah singkatan dari kurikulum 2013. Kehadiran kurikulum dalam dunia pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi karena pembelajaran adalah usaha terencana maka sangat penting kurikulum dalam pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran berbasis K2013 memiliki efektivitas dalam aspek pembenatukan karakter. Dikatakan demikian karena Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi dan karakter. Maka efektivitasnya jelas yaitu membentuk karakter peserta didik. Guru yang terlibat dalam melaksanakan K2013 berusaha agar peserta didik didik dalam pembentukan karakter seperti dalam kurikulum 2013 berbasis karakter tentu yang dimaksudkan yaitu karakter peserta didik sebagai anak bangsa. Ada sejumlah karakter bangsa yang mesti terbentuk dalam diri peserta didik. Karakter yang dimaksud yaitu:



(1) Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya
(2) Tanggungjawab kedisiplinan, dan kemandirian
(3) Kejujuran
(4) Hormat dan santun
(5) Kasih saying, kepedulian, dan kerjasama
(6) Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah
(7) Keadilan dan kepemimpinan
(8) Baik dan rendah hati
(9) Toleran, cinta Damai, dan Persatuan. (Sri Narwanti, 2011: 25)

Sedangkan menurut Haedar Nashir, ada 13 karakter bangsa yang mesti diupayakan agar terbentu dalam diri peserta didik. Tiga belas karakter itu dirinci sebagai berikut.

(1) Jujur
(2) Berani
(3) Amanah
(4) Adil
(5) Bijaksana
(6) Tanggungjawab
(7) Disiplin
(8) Mandiri
(9) Malu
(10) Kasih sayang
(11) Indah
(12) Toleran
(13) Cinta Bangsa (Kewargaan) (Haedar Nashir, 2013: xiv)
Karakter-karakter di atas mesti terbentuk dalamdiri peserta di di seluuruh Indonesia. Artinya pendidikan karakter di Indonesia bagian Barat, Tengah, dan Barat harus membentuk karakter kebangsaan dalam diri peserta didik.



Pendekatan K2013 memberi ruang yang lebih banyak kepada peserta didik sebagai pribadi yang mampu merekonstruksi pengetahuan yang bernilai bagi dirinya dan lingkungan hidup. Disini guru bertindak sebagai creator, mampu memberdayakan kreativitasnya untuk menolong peserta didik dalam proses pembeajaran.

Tentang karakter, ada banyak buku yang membahas tentang pendidikan karakter. Pembahasan-pembahasan demikian memberi nilai tambah dalam usaha pendidikan karakter di Indonesia. Kita dapat membeli buku-buku yang membahas tentang pendidikan karakter di toko buku terdekat atau kita membelinya secara online seperti membeli di toko pedia.

Semoga bermanfaat

Efektivitas Pembelajaran Berbasis K13 dalam Ranah Kompetensi

Efektivitas Pembelajaran Berbasis K13 dalam Ranah Kompetensi
Efektivitas K2013 terletak pada aspek kompetensi. Artinya urikulum 2013 dilaksanakan untuk mempersiapkan peserta didik mampu berkompetensi dalam era globalisasi. Untuk mewujudkan maksud ini dibutuhkan perencaan tertulis atau sebuah kurikulum yang cocok dengan tuntutan zaman. Kompetensi menjadi salah satu focus yang mesti diperhatikan dan dilaksanakan secara baik dalam proses pendidikan di sekolah dasar sampai pada sekolah menengah atas. Menurut Mulyasa, kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. (Mulyasa, 66). Pelaksanaan K2013 efektif membentuk Kompetensi peserta didik dalam aspek pengetahuan yang diinternalisasi dalam ketrampilan, nilai dan sikap dalam diri setiap orang.



Karakteristik kompetensin yaitu:
(1) Pengetahuan. Tingkat pengetahuan pada seseorang mempengaruhi kadar kompetensinya dalam melakukan sebuah pekerjaan. Pada konteks pembelajaran, karakteristik kompetensi dari sisi pengetahuan merujuk pada kemampuan dan hasil pembelajaran. Misalnya pengetahuan seorang peserta didik. Bila tingkat pengetahuannya baik maka ia akan mengerjakan tugasnya secara baik pula.

(2) Ketrampilan. Karakteristik kompetensi dari sisi ketrampilan yaitu keahlian pada kemampuan pada diri seseorang untuk melakukan sebuah kegiatan seperti pada diri peserta didik mampu mengerjakan tugas pembelajaran, pada sisi guru mampu mengelola proses belajar-mengajar.
(3) Konsep diri dan nilai-nilai. Karakteristik pada unsure ini lebih cenderung pada sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang. Misalnya kepercayaan diri seorang peserta didik pada kemampuannya untuk melakukan sesuatu dalam proses belajar-mengajar
(4) Karakteristik pribadi. Karakeristik pribadi yang dimaksud disini yaitu karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi tertentu

(5) Motif. Untuk motif biasanya berkorelasi dengan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis yang memicu tindakan (popi Sopiatin, 2013, 57-59)
Sementara Mulyasa mengemukakan pembelajaran yang dirancang dengan pola kompetensi maka ada beberapa ranah yang terkandung dalam kompetensi yang mesti dikembangkan secara baik. Ranah yang dimaksud Mulyasa dapat dikemukakan sebagai berikut (E.Mulyasa, Op.Cit., 67-68).
(1) Pengetahuan. Kompetensi dalam diri seseorang berkorelasi secara baik dengan tingkat pengetahuan. Oleh karena itu pada level ini, seorang pendidik dapat mengidenfikasi kebutuhan belajar peserta didik dan upaya mengelola pembelajaran sesuai kebutuhan kognitif. Dengan kata lain pengetahuan berhubungan dengan kesadaran dalam ranah kognitif.

(2) Pemahaman. Ranah pemahaman yang dimaksud disini yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Tuntutan pada level pemahaman memungkinkan seorang pendidik merancang proses pembelajaran dengan memahami karakteristik dan kondisi peserta didik sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.

(3) Kemampuan. Kemampuan atau sering dikenal dalam bahasa Inggris yaitu skill. Skil atau kemapuan peserta didik didefinisikan sebagai sesuatu yang dimiliki oleh setiap peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar yang diberikan padanya. Kegiatan belajar pada peserta didik dengan pendekatan kurikulum 2013 tentu member ruang kepada peserta didik untuk aktif dalam belajar. Disini kemampuan peserta didik dapat dikembangkan secara maksimal.

(4) Nilai. Nilai dapat didefinisikan sebagai suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dan peserta didik dalam perbuatan baik, seperti: kejujuran, keterbukaan, demokratis, kepedulian dan lain-lain.
(5) Sikap. Sikap yang dimaksud disini yaitu perasaan atau sikap senang tidak senang, suka tidak suka, atau reaksi terhadap sesuatu yang dating dari luar. Misalnya reaksi terhadap orang yang terkena musibah, reaksi terhadap kebersilan prestasi sekolah dan lain-lain.
(6) Minat. Minat dimaknai sebagai kecenderungan seseorang dalam melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat belajar, minat mempelajari sesuatu, mengerjakan tugas dan lain-lain.



Pendekatan K2013 memberi ruang yang lebih banyak kepada peserta didik sebagai pribadi yang mampu merekonstruksi pengetahuan yang bernilai bagi dirinya dan lingkungan hidup. Disini guru bertindak sebagai creator, mampu memberdayakan kreativitasnya untuk menolong peserta didik dalam proses pembeajaran.

Cara Efektif Membuat Banner Promosi Blog Edukasi

Cara Efektif Membuat Banner Promosi Blog Edukasi
Kita membuat blog yang berisi topik-topik seperti pendidikan perlu dibaca oleh pembaca blog. Namun bagaimana caranya gar blog kita dapat dibaca oleh pengunjung? Ada banyak cara, salah satunya yaitu melalui promosi blog melalui banner. Sekaran ada beragam fasilitas online yang dapat membantu kita untuk membuat banner promosi seperti promosi blog, usaha di bidang pelatihan, kursus dan lain sebagainya. Bagi kita yang belum dapat membuat banner berbayar, kita dapat membuat banner dengan bantuan "Bannersnack. Tersedia beragam ukuran untuk kita. Kita tinggal pilih dan membuat sebuah banner. Bagi kita yang menggunakan fasilitas gratis, diisinkan hanya membuat 1 banner. Namun bila kita upgrade maka kita punya peluang yang lebih banyak dalam membuat banner. Berikut banner yang saya buat untuk promosi blog efektivitas ini. Berikut contoh banner yang saya buat di situs bannersnck.



Saya memilih warna orange karena saya senang dengan warna blogger. Saya menyukai karena saya juga seorang blogger. Silakan teman-teman dapat memilih latar dengan warna yang berbeda dengan pilihan saya. Jika Anda berminat silakan kunjungi BannerSnack.com. Dalam situs ini kita dapat membuat banner iklan promowi blog yang bersifat gratis. ALias gratis. Namun persoalannya sedikit sekali karena banyak yabg malu menggunakan situs yang bersifat gratis. Pada hal blog gratis bila dikerjakaa sevcara baik maka akan memberi hasil yang menggembirakan.




Friday, March 8, 2019

Efektivitas Pemikiran Filsafat Soren Aabye Kierkegaard

Efektivitas Pemikiran Filsafat Soren Aabye Kierkegaard
Soren Aabye Kierkegaard (1841-1846) adalah seorang warga Denmark. Pemirian filsafatnya berkorelasi dengan studi yang pernah dilakukannya dan pemikiran empirisnya tentang realitas. Ia pernah studi teologi di salah satu universitas terkenal yaitu Universitas Kopenhagen-Denmark. Salah satu realitas kehidupannya yakni ia hidup untuk gereja dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Soren Aabye Kierkegaard belajar filsafat, kesusastraan dan buku-buku lainnya. Filsafat Hegel juga tentu dipelajari ya secara baik.Ia juga dipengaruhi oleh filsafat Immanuel Kant. Berbagai filsafat yang mempengaruhi dirinya membuat Kierkegaard bersikap kritis dan akhirnya ia terkenal dengan filsafat eksistensial, yang membawanya pada pemikiran filosofis eksistensial yaitu keber-ada-an (eksistensi) manusia bukaanlaj sesuatu yang satatis, tetapi senantiasa menjadi manusia yang selalu bergerak dari kemungkinan menuju suatu kenyataan dari suatu cita-cita menuju kenyataan hidup saat ini (Aripin Banasuru, 2013:49). Ia mengembangkan tiga (3) eksistensi manusia, yaitu:




1. eksistensi estetis
2. eksistensi etis
3. eksistensi religius

Pemikiran eksistensi estetis berkenaan dengan orientasi hidup manusia sepenuhnya diarahkan untuk mendapatkan kesenangan. Kesenangan disini berkenaan dengan hidup manusia yang dikuasai naluri-naluri seksual (libido)oleh prinsip kesenangan yang bersifat hedonis dan bertindak menurut suasana hati. Sedangkan eksistensi estetis kehidupan manusia yang tanpa jiwa dan segenap upaya menikmati fasilitas dunia dan memperhatikan dunia bathinnya. Salah satu tokoh filsafat yang dipilih Kierkegaar untuk menjadi contoh manusia etis yaitu Sokrates. Sokrates dipilih menjadi manusia etis karena ia berkenaan mengorbankan dirinya dengan meminum racun, ia bersedia melakukan ini karena kebenaran yang dipirikirkan dan dibuat dalam manusia. Sedangkan eksisten religius dianggap kehidupan manusia yang irasional, artinya ada hal-hal yang tidak masuk akal. Esensi religius adalah kehidupan yang membangun relasi dengan TUHAN dan hanya mengikuti firman-Nya (Aripin Banasuru, 2013:50,51).

Penjelasan di atas tidak secara utuh menyingkapkan filsafat Soren Kienkegaard tapi paling tidak kita melihat pengaruh pemikirannya terhadap dunia, termasuk dunia pendidikan. Pemikiran filosifis Kienkegaard mempengaruhi filsafat eksistensialisme. Mereka yang senang dengan pemikiran eksistensialisme maka tidak dapat menghindari pemikiran eksistensila yang dikemukakan dan dihidupi oleh "Soren Aabye Kierkegaard". Efektivitas filosofisnya bertahan zaman. Dari waktu ke waktu pemikirannya tetap diperbincangkan oleh siapapun belajar filsafat eksistensial.

Saya sendiri senang dengan perjuangan Soren Aabye Kierkegaard, ia merenung dalam kesendirian dan menemukan apa yang menjadi inti filsafatnya dan dihidupi sampai akhir hidupnya. Pemikiranya dipelajari di Perguruan Tinggi seperti Universitas, khususnya yang memiliki fakultas filsafat, dalam tingkat institu dan sekolah tinggi tentu ada mata kuliah filsafat. Studi filsafat demikian menghantar mahasiswa kepada pemikiran Soren Aabye Kierkegaard. Disini para dosen dan mahasiswa tentu dipengaruhi atau boleh jadi senang dengan filsafat eksistensila Soren Aabye Kierkegaard.

Tempat kelahiran dan negara asal Kierkagaard yaitu Denmark memiliki tempat wisata terkenal, yaitu:

(1) Skagen
(2) Bornholm
(3) Odense
(4) Billund


Bagi mereka yang ke Denmark pasti berkunjung ke tempat-tempat destinasi terkenal di sana. Beberapa diantaranya saya sudah sebutkan di atas.

Semoga bermanfaat

Tuesday, March 5, 2019

Efektivitas Bimbingan dan Konseling

Efektivitas Bimbingan dan Konseling
Setiap orang pasti punya masalah. Masalah tersebut mesti diselesaikan. Bila tidak maka akan berdampak negatif bagi orang yang mengalami masalah. Dalam dunia pendidikan, misalnya dalam satuan pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA/SMK sampai pada perguruan tinggi mebutuhkan bimbingan dan konseling. Itulah sebabnya kehadiran mata kuliah dan konsentrasi studi atau program studi bimbingan konseling di setiap perguruan tinggi, menjadi sebuah disiplin ilmu yang sangat dibutuhkan. Jika demikian apa itu bimbingan konseling?



Bimbingan dan Konseling adalah sebuah ilmu mandiri yang dipelajari dalam rumpun psikologi terapan. Mengapa saya katakan demikian karena kerangka konseptual dan operasional dari psikologi dipakai dalam bimbingan dan konseling. Untuk efektivitas bimbingan dan konseling mesti memiliki obyek hanya saja pertimbangan pada panjangnya judul artikel maka saya tidak lanjutkan dengan objek dari judul artikel ini. Yang jelas bahwa efektivitas bimbingan dan konseling itu memiliki sasarann, bila tidak ada maka tidak dapat dikatakan efektif karena efektivitas bimbingan dan konseling hanya sebatas konsep yang tidak dapat diukur, bila saya hubungkan dengan efektivitas layanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik bermasalah di sekolah maka sekaran objeknya jelas yaitu peserta didik, dengan demikian efektivitasnya atau ketercapaian tujuan dari bimbingan dan konseling dapat diukur atau dipastikan keefektifannya. Namun sebelum saya lanjutkan dengan efektivitas bimbingan dan konseling maka saya mendahului uraian ini dengan memberikan definisi terhadap bimbingan dan konseling. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri,dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya (Prayitno dan Erman Amti, 2013:93). Definisi ini bukanlah definisi satu-satunya, masih ada definisi lain tentang bimbingan. Namun untuk sementara definisi ini dipakai dalam upaya memahami pembahasan judul artikel ini. Sedangkan konseling adalah kegiatan di mana semua fakta dikumpulkan dan difokuskan pada masalah tertentu untuk diiatasi sendiri oleh yang bersangkutan.(Ibid., 100) Lalu efektivitas bimbingan dan koseling terhadap siswa terletak pada hal apa saja. Saya dapat mengemukakan beberapa jawaban, yaitu:

1. Menolong orang yang dibimbing dan dikonseling untuk menyelesaikan masalahnya secara mandiri.Bimbingan dan konseling hanya diupayakan untuk membuat seseorang dapat mengambil keputusan mengatasi masalah yang dihadapinya. Dalam hal peserta didik, bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan maksud agar menolong anak menyelesaijan masalahnya secara personal.
2. Menolong orang yang dibimbing dan dikonseling mampu memilih pilihan-pilihan yang dihadapinya. Orang yang membimbing dan mengkonseling tidak terlibatdalam memutuskan penyelesaian masalah. Semua dikemblaikan pada penganut yang punya keyakinan demikian.

Semoga bermanfaat


Efektivitas eLearning

Efektivitas eLearning
Pembelajaran, khususnya pada level perguruan tinggi dapat dilakukan secara eLearning. Bila demikian dimana efektivitas eLearning bagi perguruan tinggi maupun bagi mahasiswa dalam perkuliahan. Kini zaman teknologi, khususnya teknologi internet yang memungkinkan pembalajaran dapat dilakukan melalui elektronik, atau sering disebut eLearning. Ada pula yang mengkombinasikan antara eLearning dan tatap muka di ruang kelas, atau kombinasi antara konfensional yaitu kuliah tatap muka dengan sistem online. Perpaduan kuliah demikian tentu menyenangkan dan memungkinkan pencapaian tujuan atau efektivitas yang ada dalam kurikulum sebuah perguruaan tinggi.



Program eLearning dapat dilakukan secara full. Artinya para mahasiswa dan dosen tidak perlu datang ke kampus secara reguler namun pertemuan mereka berlangsung secara maya di dunia maya yaitu melalui komputer perguruan tinggi dan mahasiswa yang terintegrasi dalam eLearning yang dimaksud. Program ini perlu juga mendapat akreditasi BAN PT. Jadi tidak sembarang melaksanakan program eLearning.

Namun bagi perguruan tinggi yang belum punya program eLearning yang diakreditasi BAN PT, dapat menggunakan email, webiste yang dirancang khusus oleh dosen untuk menjadi media pembelajaran online, bila ada kendala menggunakan website berbayar, seorang dosen dapat mengkombinaskan kuliahnya dengan sistem tatap muka di kampus dan sebagiannya ditempuh dalam sistem online melalui blog dosen maupun website sekolah. Kita juga dapat melaksanakan perkualiahan online melalui Youtube, semua bahan ajar dimuat dalam sebuah Youtube dan diupload ke blog untuk kemudian dijadikan sebagai bahan ajar online. Hanya perlu dijaga agar pembelajaran obline yang belum mendapat izi dari BAN PT dapat dilkasanakan dengan kombinasi kuliah konfensional dan pembelajaran online. Separuhnya ditempuh secara tatap muka di kelas, yang lainnya memlalui email, blog dan youtube. Seluruh rekaman bahan ajar disajikan dalam sebuah blog dengan template video.

Alat-alat yang diperlukan dalam kuliah gabungan tatap muka kelas dan online yaitu:
1. Komputer atau laptop (handphone Android), iPad, Notebook dll.
2. Koneksi internet melalui WiFi, modem dll
3. Blog yang dirancang khusus oleh dosen mata kuliah untuk pembelajaran online
4. Blog Youtube Mata Kuliah yang diasuh
5. LCD
6. Slide untuk presentasi

Jadi, efektivitas eLearning antara lain:
1. Pembelajaran dapat dilakukan di mana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu. Di mana ada koneksi sinyal, pembelajaran dapat dilakukan. 2. Biaya relatif murah
3. Tidak mengeluarkan biaya transportasi
4. Bebas mengatur waktu kuliah, kitalah bosnya
5. Kita dapat melek teknologi internet

Semoga bermanfaat.

Monday, March 4, 2019

6 Efektivitas Mengajar Dengan Hati

6 Efektivitas Mengajar Dengan Hati
Apa itu mengajar dengan hati? Mengajar dengan hati adalah memberi instruksi terstruktur kepada peserta didik atau orang yang diberi instrukis terstruktur adalah melatih seluruh kecakapan hidupnya dalam kemampuan kognitif dan afektif serta psikomotorik berada dalam bimbingan sang instruktur yang secara iklas dan penuh kesungguhan hati dengan harapan agar anak yang didiknya menjadi sukses dalam kehidupan di masyarakat.
Apakah definisi ini sudah cukup? Tentu belum,itulah sebabnya perlu dicari definisi konseptual tentang mengajar dengan hati. Mengajar dengan hati adalah mengajar penuh keunikan dan penuh energi positif kepada mereka yang diajarnya.


Berdasarkan apa yang saya katakan di atas, saya merumuskan 6 indikator mengajar dengan hati.

1. Mengajar diyakini sebagai karunia dari Tuhan

Mereka yang terpanggil untuk membaktikan dirinya dalam mengajar harus mengukur dirinya apakah ia menerima karunia atau dalam dirinya ada karunia mengajar? Bila ada kemauan mengajar dalam dirinya maka ini menjadi salah satu tanda bahwa ia punya karunia untuk mengajar. Orang yang memiliki karunia mengajar dari Tuhan akan memandang mengajar bukan sebagai beban tetapi panggilan hati, yaitu ia dipanggil oleh Tuhan untuk membaktikan dirinya dalam mengajar. Mengajar dengan hati yang didasarkan pada panggilan atau karunia Tuhan dalam diri seseorang akan menyebabkan ia mengajar dengan penuh kesungguhan hati.



Perhatikan para guru yang memiliki keyakinan ini, mereka akan bercerita dalam cerita yang paling mengharukan untuk bagaimana mengajar dengan hati. Orang yang meyakinan mengajar pada tahap ini meyakini bahwa pada akhirnya ia harus bertanggungjawab kepada pemberi kehidupan yaitu TUHAN,maka ia mesti mengajar dengan kesungguhan hati. Mengajar dengan kesungguhan hati membuat peserta didik merasa bahagia berada dalam dekapan orangtua di sekolah yang begitu besar memberi perhatian kepadanya. Terpujilah wahai bapak dan ibu guru ... demikian syair guru Pahlawan ..."

2. Mengajar dilaksanakan dalam hidup yang berpasrah pada Tuhan atau Berdoa

Guru yang mengajar dengan hati selalu menyediakan waktu untuk mendoakan peserta didiknya. Kontrol orangtua sangat terbatas, demikian pula kontrol guru terhadap anak. Para guru dapat mengontrol peserta didik ketika berada di sekolah, selebihnya guru tidak mampu mengontrol. Itulah sebabnya guru yang mengajar dengan hati selalu mendoakan anak-anak didinya. Doanya agar TUHAN yang dapat mengontrol anak bahkan merubah hati anak sehingga anak didik menjadi anak yang memiliki tabiat unggul dalam dirinya. Guru yang mengajar dengan hati selalu mengusahakan agar ia punya waktu berdoa untuk dirinya maupun untuk peserta didik.

3. Mengajar dilakukukan dengan sungguh-sungguh

Mereka yang mengajar dengan hati memiliki kesungguhan hati mengajar. Ia tidak sekadar datang ke kelas dan mengajar namun ada kesungguhan hati mempersiapkan diri berada di kelas dan melakukan tugas mengajar. Mereka yang mengajar dengan hati akan melakukan pengajaran secara sungguh-sungguh walau tidak ada kepala sekolah atau pengawas, ia tetap mengajar dengan sungguh-sungguh.

4. Mengajar dilakukan secara unik

Mereka selalu mendapat inspirasi untuk melakukan pengajaran sehingga mengajar dilakukan secara unik, mengajar yang dilakukan berbeda dengan guru-guru lainnya. Hal ini disebabkan karena mengajar dengan hati atau penuh kesungguhan.
Mereka ini selalu berbeda dengan mereka yang mengajar hanya demi gaji atau honor.
5. Mengajar dilakukan sebagai peluang menjadi orangtua yang memberi harapan

Mengajar juga dapat memberi harapan kepada orang lain. Guru yang mengajar dengan hati selalu memberi harapan kepada peserta didik. orang yang mengajar dengan hati hidup dalam motivasi-motivasi yang tinggi

6. Mengajar dilkaukan dalam peningkatan kualitas dan kuantitas layanan

Saya tempatkan ini pada bagian yang terakhir, mendapatkan gaji atau honor itu penting. Namun guru yang mengajar dengan hati menempatkan bagian ini pada urutan yang bukan menjadi perioritas tetapi apa yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan konsekkwensi logis yaitu akan menerima pendapatan yang olehnya menjadi bagian untuk menikmati kasih TUHAN dan bersyukur kepada TUHAN.

Semoga bermanfaat.

7 Indikator Efektivitas Pembelajaran Yang Perlu Dosen Tahu

7 Indikator Efektivitas Pembelajaran Yang Perlu Dosen Tahu
Setiap pendidik menghendaki agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang dharapkan. Itulah sebabnya pembahasan tentang efektivitas pembelajaran perlu diketahui melalui indikator-indikatornya. Efektivitas dengan indikator efektivitas ini mesti diketahui dan dilaksanakan di Perguruan Tinggi. Dengan demikian pembelajaran di Perguruan tinggi adalah pembelajaran yang dilaskanakan dalam segenap kekuatan dan sarana edukatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, khususnya tujuan pembelajaran atau tujuan mata kuliah yang diasuh oleh setiap dosen. Tujuan ini dalam KKNI disebut dengan Kompetensi Inti (KI), turunannya yaitu Capaian Pembelajaran (CP) dan indikator capaian pembelajaran. Pembelajaran yang bertujuan adalah pembelajaran yang memiliki roh penggerak, bila tidak ada tujuan pembelajaran yang jelas maka dosen mengajar model air mengalir atau biasa-biasa saja. Tidak ada spirit yang menggerakkan dosen dalam melakukan pembelajaran di ruang kuliah. Namun bila dosen memiliki tujuan pembelajaran yang jelas maka segala instruksi akan diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Bila tercapai tujuan pembelajaran maka sebuah pembelajaran pada mata kuliah seperti filsafat, biologi, bahasa Inggris, entrepreneur, hukum, sastra, kebidanan dll atau mata kuliah lain dapat dikatakan efektif bila memiliki 7 indikator yang akan dijelaskan pada uraian selanjutnya.


Dalam konteks pembelajaran di perguruan tinggi yang berdimensi efektif maka saya berusaha mempublikasi sebuah artikel dengan judul 7 indikator perkulaiahan yang disebut perkuliahan atau pembelajaranyang efektif, ke-7 indikator efektif yang akan diuraikan berikut ini merupakan hasil penelitian dari Wottuba dan Wright (1975) dalam Yusuf Hadi Miarso (2004:546). Berikut 7 indikator perkuliahan yang efektif, yaitu:

1. Mengorganisasikan kuliah dengan baik
2. Komunikasi secara efektif
3. Penguasaan dan antuisasme dalam mata kuliah
4. Ssikap positif terhadap mahasiswa
5. Pemberian ujian dan nilai yang adil
6. Keluwesan dalampendekatan pembelajaran
7. Hasil belajar mahasiswa yang baik

Temuan 7 indikator efektivitas perkuliahan di atas walaupun dari segi waktu, ia terjadi pada tahun yang sangat lama, dan dari segi kemutahiran seharusnya kita menggunakan informasi dari buku yang terbit lima (5) tahun dari tahun 2019, namun saya pikir, tanpa kita mengadakan penelitian, 7 tanda-tanda efektivitas perkuliahan di atas masih relefan untuk kita percakapkan secara edukatif dan menerapkan dalam setiap mata kuliah yang kita asuh. Setiap mata kuliah yang kita asuh dapat kita lakukan dalam 7 indikator di atas dengan penjelasan setiap bagian sebagai berikut.

1. Pengorganisasian kuliah dengan baik.

Apa yang perlu diorganisir dalam sebuah perkuliahan? Kuliah yang diorgisir secara baik akan nampak dalam: (a) Perumusan tujuan yang baik. Perumusan tujuan yang baik harus menggunakan kata kerja operasional yang meliputi ranah atau kecakapan kognitif, afektif dan psikomotorik. Misalnya seorang dosen diminta mengajar mata kuliah filsafat maka ia harus merumuskan tujuan pembelajaran atau tujuan mata kuliah yang hendak dilakukan selama satu semester. Kemampuan apa yang hendak diwujudkan dalam diri para mahasiswa sehubungan dengan kuliah filsafat.

Tujuan yang hendak dirumuskan harus menggunakan kata kerja operasional. Rumusan tujuan seperti "mampu berpikir filosofis dan menerapkannya dalam pekerjaan". Rumusan tujuan ini memakai 2 kata kerja operasional berpikir filosofis, dan menerapkan. Dalam rumusan ini sudah jelas apa yang harus dilkukan oleh seorang dosen dengan mata kuliah yang diasuhnya. Tujuan yang mau dicapai adalah membuat mahasiswa mampu berpikir filosofis dan berusaha menerapkan dalam kehidupan nyata. Bila tujuan ini dikembangkan untuk mencari materi kuliah maka materi kuliah yang relevan dengan tujuan ini antara lain: Pengertian filsafat, Cabang-cabang filsafat, Ontologi, Epistemologi dan aksiologi dan filsafat khusus seperti filsafat hukum, filsafat pendidikan, filsafat matematika dll.

Mengapa kita masukan ini karena tujuannya bicara tentang penerapan dari berpikir filosofis. Penjelasan ini sudah berhubungan dengan pemilihan bahan kuliah atau topik kuliah. Dalam hal ini pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang bertujuan dan pemilihan materi kuliah yang tepat dengan tujuan tersebut. Setiap pertemuan tentu ada tujuan yang disebut Capaian Pembelajaran per pertemuan. Selain itu, pengorganisasian kuliah dengan baik juga meliputi: kegiatan kelas, penugasan dan penilaian, kesiapan dosen menggunakan waktu kuliah secara tepat waktu. Selanjutnya pengorganisasian kuliah dengan baik menjadi kewenangan dosen pengasuh mata kuliah.(bnd. Miarso, 2004:546)




2.Komunikasi secara efektif

Bila pembelajaran dilakukan dalam bentuk kuliah/ceramah maka hal yang harus dierhatikan dosen yaitu penyajian yang jelas, kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-contoh, kemampuan wicara yang baik (nada, intonasi, ekspresi, dll) dan kemampuan untuk mendengar. Bagian ini kita sebut dengan kemampuan komunikasi verbal, namun komunikasi secara efektif juga tidak hanya sebatas komunikasi verbal dari seorang dosen, tetapi kemampuan dalam hal kemampuan menulis makalah, membuat silabus, RPS yang jelas dan mudah dimengerti. Jadi, perlu komunikasi secara efektif dari seorang dosen dengan penggunaan suara secara jelas dalam menjelaskan mata kuliah (suara dosen jelas didengar seluruh mahasiswa dalam ruang kuliah), dosen berkomunikasi kepada mahasiswa dengan penuh percaya diri,tidak ragu-ragu dan gugup, dosen menjelaskan sesuatu yang abstrak dengan menggunakan contoh-contoh konkrit, kuliah dapat dipahami oleh mahasiswa secara baik. Inilah kominikasi secara efektif (bnd. Miarso, 2004:547)

3. Penguasaan dan antuisasme dalam mata kuliah

Seorang dosen dituntut menguasai materi kuliah secara baik,mampu menghubungkan materi kuliah dengan apa yang telah diketahui mahasiswa, mampu mengkorelasikan isi mata kuliahnya dengan perkembangan yang baru dalam disiplin keilmuan, dan mampu mengambil manfaat dari hasil penelitian yang berkaitan, pemilihan buku wajib dan bacaan, penentuan topik pembahasan materi kuliah, dan pembuatan ikhtisar, dan membuat bahan atau pokok-pokok kajian menjadi tanda bahwa dosen memiliki penguasaan dan antusiasme dalam mata kuliah yang disampaikannya. Bila dari tahun ke tahun materi dan bahan bacaannya sama atau buku sumbernya sama, atau buku sumber tidak diapdate dengan sumber-sumber terbaru maka dosen tersebut tidak memiliki antusias atas mata kuliah yang diasuhnya.(bnd. Miarso, 2004:547)

4. Ssikap positif terhadap mahasiswa

Sikap positif kepada mahasiswa juga menjadi salah satu indikator efektivits perkuliahan. Sikap positif tersebut dilakukan dosen dengan cara: memberi bantuan kepada mahasiswa ketika mahasiswa menghadapi kesukaran dengan bahan kuliah, mendorong mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan atau memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menyatakan pendapatnya, dosen bersedia dihubungi di luar kelas, dosen peduli dengan apa yang dipelajari mahasiswa.(bnd. Miarso, 2004:548)

5. Pemberian ujian dan nilai yang adil

Ketika memulai pertemuan pertama, dosen harus memberitahu kepada mahasiswa sistem penilaian seperti Kehadiran,tugas, UTS dan UAS masing-masing harus diberi bobot dan mahasiswa dinilai berdasarkan sistem penilian ini. Jadi, ada kesepakatan dalam sistem penilaian dan dalam penerapannya dosen menilai dan memberi nilai berdasarkan sistem yang disepakati atau yang ada dalam RPS.

6. Keluwesan dalampendekatan pembelajaran

Pembelajaran dapat dilakukan oleh seorang dosen secara leluasa, penggunaan variasi mengajar dalam hal ini variasi dalam metode mengajar, variasi dalam memberi tugas,Jangan tugasnya daru tahun ke tahun sama. Hal ini membosankan mahasiswa.
Metode mengajar jangan hanya bertumpu pada model ceramah tetapi perlu divariasikan dengan metode lain. Dengan demikian pembelajaran berlangsung secara efektif.

7. Hasil belajar mahasiswa yang sesuai

Memberi nilai jangan karena ada hubungan dengan suku, daerah dan keluarga tetapi harus adil memberi nilai. Nilai-nilai yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Semoga bermanfaat