Efektivitas kepemimpinan bukan hanya suatu teori saja tetapi kebenaran empiris. Secara empiris kita dapat mengamati atau menilai efektivitas kepemimpinan dalam diri pemimpin-pemimpin pemerintahan maupun non pemerintahan. Kali ini saya posting tentang penialaian saya tentang efektivitas Kepemimpinan Ahok dan Jarot. Sekali lagi ini penilaian saya. Jadi, Anda tidak harus setuju dengan saya.
Pengalaman empiris dimulai dengan keberadaan saya sebagai warga DKI. Saya tinggal di Jakarta tepatnya di wilayah DKI pada tahun 1989. Pemimpin pemerintah, khususnya Gubernur Jakarta, yaitu mulai dari Bang Yos, Fausi Bowo, Pak Jokowi saya melihat masing-masing punya efektivitas memimpin. Efektivitas kepemimpinan mereka terukur dari tercapainya beberapa program yang diusung oleh bapak-bapak yang telah saya sebutkan.
Tulisan ini khusus diarahkan untuk membahas sekilas efektivitas kepemimpinan Ahok selama menjadi gubernur DKI, masa kepemimpinan Ahok dan Jarot akan berakhir bulan oktober 2017. Ketika Pak Jokowi berduet dengan pak Ahok dalam memimpin DKI Jakarta, saya melihat sosok gubernur yaitu pak Jokowi yang begitu merakyat bahkan sampai beliau jadi Presidenpun demikian. Tentu mereka menjadi idola banyak orang.
Baiklah kini saya masuk ke Pak Ahok dan Pak Jarot. Sejak menjadi Gubernur dan wakil Gubernur Jakarta mulai mengalami banyak perubahan, khususnya yang terasa oleh saya (mungkin terlalu subjektif tetapi itu pengalaman). Biasanya waktu malam, jalan di depan sangat macet karena beberapa kegiatan di Jalan, khususnya mulai depan pon bensin sampai depan PGC dibawah jemabatan Bus Way. Selanjutnya arah ke Kramat Jati yang biasanya macet juga teratasi. Kali-kali yang tadinya penuh dengan tumpukan tanah mulai dibersihkan. Kali-kali menjadi bersih. Sampah yang dibuang sebarangan ke kali juga mulai ditertibkan dan ada hasilnya. Kali-kali bersih dari pembuangan sampah. Masih banyak lagi tetapi ini yang terasa oleh saya. Mungkin pembaca punya pengalaman efektif dari kepemimpinan Ahok dan Jarot. Kedua pemimpin ini telah mengukir kepemimpinan yang efektif di Jakarta. Pasti gubernur yang lain juga efektif dalam kepemimpinan. Kita tunggu hasil kerja para gubernur terpilih.
Pak Ahok dan Pak Jarot sudah mengukir prestasi kepemimpinan yang visioner berhati pelayan masyarakat. Kepemimpinan mereka (Bapak Ahok dan Jarot) tidak hanya berpengaruh di DKI tetapi seluruh Indonesia dan dunia tentunya. Bapak berdua telah menginspirasi banyak orang untuk menjadi pemimpin visioner yang berhati pelayan dan penuh dengan ketegasan, integritas, keberanian, berani menghadapi resiko demi rakyat yang dipimpinya.
Salam sukses untuk Bapak Ahok dan Bapak Jarot. Bapak berdua ada di hati banyak orang.
Berikut beberapa pengalaman empiris saya tentang efektivitas kepemimpinan Pak Ahok dan Pak Jarot.
Gambar Pribadi 1: hasil camera Balck Berry
Gambar di atas menunjukkan para petugas sedang membersihkan kali. Bayangkan timbunan tanah di kali sampai tumbuh rumput. Nampak para petugas sedang berusaha membersihkan.
Gambar Pribadi 2: hasil camera Balck Berry
Tumpukkan tanah di kali dikumpulkan para petugas kebersihan untuk kemudian dimasukan ke karung dan diangkut ke tempat lain.
Gambar Pribadi 3: hasil camera Balck Berry
Gambar 3 menunjukkan hasil kerja dari para petugas kebersihan. Timpukan tanah di kali mulai bersih, airpun mengalir dengan lancar.
Gambar Pribadi 4: hasil camera Balck Berry
Gambar 4 menunjukkan hasil kerja dari petugas keberhasihan kali di wilayah Jakarta Timur.
Gambar 5:
Alat-alat berat untuk menguruk kali agar air lancar. Dengan demikian kali-kali yang dialiri air ketika musim hujan menjadi lancar. Ini pengalaman saya, bukan orang lain. Jadi, kita bisa berbeda dalam menilai efektivitas kepemimpinan Ahok dan Jarot. Bagi saya Pak Ahok dan Pak Jarot sangat efektif dalam kepemimpinannya. Mereka yang memimpin dengan visi dan hati pelayan masyarakat tentu pemimpin dengan cara yang unik dan langka.
Sukses untuk Pak Ahok dan Pak Jarot di manapun Bapak berdua nanti berkarya. Kekalahan dalam PILKADA bukanlah akhir dari segalanya, kekalahan itu memberi peluang kepada anak bangsa yang lain untuk berkarya. Kita akan melihat bersama bagaimana kepeimimpinan itu dilanjutkan dengan lebih gemilang lagi. Tetapi jika tidak maka bapak berdua lebih unggul. Semoga mereka yang melanjutkan lebih dari Bapak berdua. Mereka punya kualitas memimpin.
Semoga menginspirasi
Pengalaman empiris dimulai dengan keberadaan saya sebagai warga DKI. Saya tinggal di Jakarta tepatnya di wilayah DKI pada tahun 1989. Pemimpin pemerintah, khususnya Gubernur Jakarta, yaitu mulai dari Bang Yos, Fausi Bowo, Pak Jokowi saya melihat masing-masing punya efektivitas memimpin. Efektivitas kepemimpinan mereka terukur dari tercapainya beberapa program yang diusung oleh bapak-bapak yang telah saya sebutkan.
Tulisan ini khusus diarahkan untuk membahas sekilas efektivitas kepemimpinan Ahok selama menjadi gubernur DKI, masa kepemimpinan Ahok dan Jarot akan berakhir bulan oktober 2017. Ketika Pak Jokowi berduet dengan pak Ahok dalam memimpin DKI Jakarta, saya melihat sosok gubernur yaitu pak Jokowi yang begitu merakyat bahkan sampai beliau jadi Presidenpun demikian. Tentu mereka menjadi idola banyak orang.
Baiklah kini saya masuk ke Pak Ahok dan Pak Jarot. Sejak menjadi Gubernur dan wakil Gubernur Jakarta mulai mengalami banyak perubahan, khususnya yang terasa oleh saya (mungkin terlalu subjektif tetapi itu pengalaman). Biasanya waktu malam, jalan di depan sangat macet karena beberapa kegiatan di Jalan, khususnya mulai depan pon bensin sampai depan PGC dibawah jemabatan Bus Way. Selanjutnya arah ke Kramat Jati yang biasanya macet juga teratasi. Kali-kali yang tadinya penuh dengan tumpukan tanah mulai dibersihkan. Kali-kali menjadi bersih. Sampah yang dibuang sebarangan ke kali juga mulai ditertibkan dan ada hasilnya. Kali-kali bersih dari pembuangan sampah. Masih banyak lagi tetapi ini yang terasa oleh saya. Mungkin pembaca punya pengalaman efektif dari kepemimpinan Ahok dan Jarot. Kedua pemimpin ini telah mengukir kepemimpinan yang efektif di Jakarta. Pasti gubernur yang lain juga efektif dalam kepemimpinan. Kita tunggu hasil kerja para gubernur terpilih.
Pak Ahok dan Pak Jarot sudah mengukir prestasi kepemimpinan yang visioner berhati pelayan masyarakat. Kepemimpinan mereka (Bapak Ahok dan Jarot) tidak hanya berpengaruh di DKI tetapi seluruh Indonesia dan dunia tentunya. Bapak berdua telah menginspirasi banyak orang untuk menjadi pemimpin visioner yang berhati pelayan dan penuh dengan ketegasan, integritas, keberanian, berani menghadapi resiko demi rakyat yang dipimpinya.
Salam sukses untuk Bapak Ahok dan Bapak Jarot. Bapak berdua ada di hati banyak orang.
Berikut beberapa pengalaman empiris saya tentang efektivitas kepemimpinan Pak Ahok dan Pak Jarot.
Gambar Pribadi 1: hasil camera Balck Berry
Gambar di atas menunjukkan para petugas sedang membersihkan kali. Bayangkan timbunan tanah di kali sampai tumbuh rumput. Nampak para petugas sedang berusaha membersihkan.
Gambar Pribadi 2: hasil camera Balck Berry
Tumpukkan tanah di kali dikumpulkan para petugas kebersihan untuk kemudian dimasukan ke karung dan diangkut ke tempat lain.
Gambar Pribadi 3: hasil camera Balck Berry
Gambar 3 menunjukkan hasil kerja dari para petugas kebersihan. Timpukan tanah di kali mulai bersih, airpun mengalir dengan lancar.
Gambar Pribadi 4: hasil camera Balck Berry
Gambar 4 menunjukkan hasil kerja dari petugas keberhasihan kali di wilayah Jakarta Timur.
Gambar 5:
Alat-alat berat untuk menguruk kali agar air lancar. Dengan demikian kali-kali yang dialiri air ketika musim hujan menjadi lancar. Ini pengalaman saya, bukan orang lain. Jadi, kita bisa berbeda dalam menilai efektivitas kepemimpinan Ahok dan Jarot. Bagi saya Pak Ahok dan Pak Jarot sangat efektif dalam kepemimpinannya. Mereka yang memimpin dengan visi dan hati pelayan masyarakat tentu pemimpin dengan cara yang unik dan langka.
Sukses untuk Pak Ahok dan Pak Jarot di manapun Bapak berdua nanti berkarya. Kekalahan dalam PILKADA bukanlah akhir dari segalanya, kekalahan itu memberi peluang kepada anak bangsa yang lain untuk berkarya. Kita akan melihat bersama bagaimana kepeimimpinan itu dilanjutkan dengan lebih gemilang lagi. Tetapi jika tidak maka bapak berdua lebih unggul. Semoga mereka yang melanjutkan lebih dari Bapak berdua. Mereka punya kualitas memimpin.
Semoga menginspirasi