Advertisement |
Alat-alat pembelajaran berarti lebih dari satu. Itu berarti kita dapat menjadikan alat-alat hasil produk orang lain untuk kemudian dipakai dalam menopang terlenggaranya proses pembelajaran yang mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas pembelajaran adalah pencapaian hasil belajar yang terjadi dalam diri peserta didik. Hasil belajar yaitu perubahan –perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik dalam ranah tiga kecapan yang biasa dikenal dengan kecakapan:
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotorik
Tiga kecakapan di atas menjadi tujuan pembelajaran dari setiap materi pelajaran (pada tingkat satuan pendidikan seperti: SD, SMP, SMA/SMK), mata kuliah (di tingkat perguruan tinggi). Dengan demikian proses pembelajaran adalah usaha terstruksur untuk perubahan tiga ranah dalam diri peserta didik.
Tiga ranah tersebut di atas ditandai dengan indikator-indikator dari tingkat perubahan dari tiga ranah tersebut dalam diri peserta didik. Artinya perubahan tersebut dimulai dari tingkat sederhana sampai tingkat yang lebih tinggi. Konkritnya dijelaskan sebagai berikut. Peserta didik yang mengalami perubahan pada kemampuan kognitif dimuali dari kemampuan mengetahui (pengetahuan), kemampuan memahami (pemahaman), kemampuan menerapkan (penerapan), kemampuan menganalisis (analisis), dan kemapuan sintesis (sintesis), kemampuan menilai (penilaian). Dalam dimensi kognitif pada bagian ini peserta didik mengalami perubahan pengetahuan dari tingkat pengetahuan sampai pada tingkat kemampuan yang tertinggi yaitu kemapuan anak untuk menilai.
Penjelasan untuk perubahan konitif peserta didik dalam pengalaman belajar dapat dibaca dalam deskripsi berikut ini.
Tingkat Pengetahuan:
Peserta didik yang mengalami belajar pada tingkat pengetahuan menunjukkan kemampuan dengan beberapa kemampuan yang dapat diukur seperti: mampu mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambar, membilang, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memberi label, memberi indek, memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru, mencatat, mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih, menyatakan, mempelajari, mentabulasi, memberi kode, menelusuri.
Tingkat Pemahaman:
memperkirakan, mengkategorikan, mencirikan, merinci, merinci, mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah, mempertahankan, menguraikan, menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali, mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan, meramalkan, merangkun, menjabarkan.
Tingkat Penerapan:
Memproses, menyusun, melakukan, memecahkan, mensimulasi, menyusun, mengaitkan, meramalkan, melaksanakan, mengonsepkan, mempersoalkan, menyelidiki, mengadaptasi, menggali, melatih, menilai, menggunakan, menggambarkan, Menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapkan, menyesuaikan, memodifikasi, mengklasifikasi, membangun, mengurutkan, membiasakan, menentukan
Tingkat Analisis
Menganalisis, mengaudit, memecah, menegaskan, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi, memerinci, menominasikan, mendiagramkan, mengorelasikan, merasionalkan, menguji, mencerahkan, menjelajah, membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah, memaksimalkan, memerintahkan, mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih,mentransfer.
Tingkat Sintesis:
Mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan, mengkategorikan, mengode, mengombinasikan, menyusun, mengarang, membangun, menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang, merencanakan, mendikte, meningkatkan, memperjelas, membentuk, merumuskan,menggeneralisasi, menggabungkan, memadukan, membatas, menampilkan, menyiakan, merangkum, merekonstruksi.
Tingkat Penilaian (Kemampuan menilai)
Membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengkritik, menimbang, memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas, menugaskan, menafsirkan, mempertahankan, memerinci, mengukur, merangkum, membuktikan, mendukung, memfalidasi, mengetes, mendukung, memilih, memproyeksi.
Berikut contoh daftar kata kerja operasional ranah afektif:;
Kemampuan Afektif:
Pada kemampuan afektif, efektivitas pembelajaran itu dimulai dengan beberapa indikator dalam ranah afektif yang dimulai dari kemampuan peserta didik dalam hal: menerima, menanggapi, menilai, mengelola, menghayati. Di mana dalam ranah afektif, peubahan peserta didik dalam ranah afektif dimulai dari tingkat yang lebih rendah dari afektif yaitu dari kemampuan menerima sampai pada tingkat yang lebih tinggi yaitu kemampuan peserta didik dalam hal menghayati. Setiap bagian dari ranah afektif dijelaskan sebagai berikut.
Menerima:
Kemampuan menerima ditandai dengan kemampuan dalam hal: memilih, mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, meminati. Kata-kata ini dapat digunakan untuk mengetahui perubahan afektif peserta didik dalam perubahan afektif pada aspek menerima.
Menaggapi
Pada kemampuan tahap menanggapi, indikator yang dapat dipakai untuk mengukur ketercapaian kemampuan peserta didik dalam aspek menanggapi dapat dilihat dalam indikator: kemapuan peserta didik dalam sikap menolak, mengatakan, memilih, melaporkan, membantu, menjawab, mengajukan, mengompromikan, menyenangi, menyambut, mendukung, menyetujui, menampilkan. Kata-kata ini menunjukkan bukti ketercapaian atau efektivitas dalam bagian kemampuan peserta didik dalam hal menanggapi.
Menilai
Kemapuan tahap ketiga dari afektif yaitu pada taraf kemampuan peserta didik untuk menilai. Indikator kemampuan menilai pada peserta didik dapat diperhatikan dalam kemampuan mewujudkan kata-kata operasional dari menilai yaitu: mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengimani, mengundang, menggabungkan, memperjelas, mengusulkan, menekankan, menyumbang
Mengelola
Mengelola merupakan taraf keempat dari perubahan pada ranah afektif peserta didik. Indikator dari kemampuan mengelola dapat diperhatikan dari indikator dari kata kerja mengelola seperti: menganut, mengubah, menata, mengklasifikasikan, menombinasikan, mempertahankan, membangun, mengelola, menegisasikan, merembuk. Bila peserta didik menunjukkan kemampuan ini maka tercapailah tujuan pembelajaran pada ranah afektif,
Menghayati
Menghayati merupakan kemampuan terakhir atau tingkat tertinggi dari ranah afektif. Indikator yang menunjukkan pencapaian ini yakni kemampuan peserta didik dalam hal:
Mendengarkan, perubahan perilaku yang baik/ berakhlak mulia, berakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan, mengkualifikasikan, melayani, menunjukkan, membuktikan, memecahkan.
Ranah Psikomotorik
Perubahan pada ranah psikomotorik/ketrampilan peserta didik dimulai dari ketrampilan yang rendah sampai pada tingkat tinggi, yaitu dimulai dari meniru sampai pada taraf tertinggi yaitu pengalamiahan. Masing-masing pokok dijelaskan sebagai berikut.
Peniruan
Peniruan merupakan perubahan ketrampilan pada kategori ketrampilan biasa yang ditandai dengan beberapa indikator, yaitu: kemampuan peserta didik dalam ketrampilan mengaktifkan, meneysuaikan, menggabungkan, meramal, mengatur, mengumpulkan, menimbang, memperkecil, membangun, mengubah, memposisikan, mengkonstruksi.
Memanipulasi
Memanipulasi merupakan tingkat ketrampilan level kedua dari kecakapan psikomotorik. Kemampuan memanipulasi ditandai dengan indikator: kecakapan peserta didik dalam: mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, memilah, melatih, memperbaiki, mengidentifikasikan, mengisi, menempatkan, membuat, memanipulasi, mencampur Artikulasi
Level ketiga dari kecapan psikomotorik peserta didik yaitu ketrampilan dalam hal mengartikulasi (artikulasi). Indikatornya: kemampuan anak dalam hal mengalihkan, menggantikan, memutar, mengirim, memindahkan, mendorong, menarik, memproduksi, mencampur, mengoperasikan, mengemas, membungkus
Pengalamiahan
Level ke-4 dari ketrampilan peserta didik yaitu pengalamiahan dengan indikator-indikator: mengalihkan, mempertajam, membentuk, memadankan, menggunakan, memulai, menyetir, menjeniskan, menempel, mensekta, melonggarkan, menimbang.
Alat-alat Penopang Efektivitas Proses Pembelajaran
Alat yang dimaksud disini adalah hasil teknologi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Sedangkan proses pembelajaran adalah interaksi timbal balik (interaksi dua arah) antara pendidik: Guru/dosen dengan peserta didik/mahasiswa. Interaksi antara peserta didik dengan sesama peserta didik dalam suasana pembelajaran secara tatap muka di ruang kelas ataupun ruang kuliah.
Alat-alat Penopang Efektivitas proses pembelajaran dapat dirinci sebagai berikut:
1. Meja
Meja belajar dan meja guru atau dosen juga ikut menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Ada beragam meja guru. Ada meja lipat laptop, Kursi belajar dan meja Amos, Boston Map-1.
Meja Belajar yang ok dari Fortuner
2. Kursi
Kursi Peducure, Kursi Momo, Kursi Salon Missi, Kursi Putar Prada, Kursi Osaka GSA, DCB - 03, DMB-03, Boston Map-1, Echool, Keiko, Manabu, BVC-2, Bistro 3 K adalah kursi belajar anak Minimalis, Kursi Kuliah Donati Xanktos ST atau yang sering disebut Donati. Bentuknya sangat bagus. Bila dipakai dalam ruang kuliah akan menambah semangat dalam perkuliahan, Bila kita mau pakai kursi Kuliah Donati kita dapat melihat secara online dan memesannya. Pembayarannya bisa dilakukan melalui transfer ATM maupun melalui Kartu Kredit. Namun tentunya tidak ke saya tetapi kepada pemilik atau mereka yang menjual kursi kuliah Donati. Kita juga bisa memesan Kursi Jati Jepara.
Ada pula kursi kuliah yang terkenal yaitu Yamato MND Plus dan Yamato MBD Plus.
Kini kita bisa memesan bermacam-macam model kursi kuliah, seperti: Kursi Kuliah Chitose, Kursi Kuliah Savelo, Kursi Kuliah Indachi, Kursi Kuliah Tiger, dll Pokoknya banyak pilihan kursi kuliah yang dapat kita beli sesuai dengan kemampuan keuangan kita.
3. Kursi Kantor: Kursi Kantor Staf Hydrollyx
4. Spidol
5. White Board
6. Internet/Wifi. Kita dapat menggunakan salah satu layanan WiFi seperti Indihome, Bold, Bila tida dalam bentuk Wifi maka kita bisa menggunakan kartu paket data untuk internet dari: Telkomsel, Axis, Trigi, Kartu Perdana XL dengan Kuota seperti 240 GB, XL Super Ngobrol dll.
7. Komputer
8. Laptop.
Laptop juga merupakan salah satu alat efektivitas proses pembelajaran. Kini tersedia berbagai model atau merek laptop. Misalnya merek laptop yang kita kenal seperti Hp, Lenovo, dll.
9. Flashdisk: Ada ragam flashdisk, ada yang Hp, Samsung, Toshiba. Daya tampungnya juga berbeda-beda. Mulai dari 2 GB sampai 128 GB atau yang lebih tinggi lagi. 138 GB itu saya ambil patokannya dari yang saya lihat di Internet yaitu Flashdisk Samsung.
10. Camera
Kita bisa membeli camera dari 9 pilihan camera berikut ini:
a) Kamera Saku atau Compact Camera
b) Bridge Camera
c) Kamera Mirrorless
d) Kamrea Aksi
e) Kamera Digital Single Lens Reflex
f) Kamera Video
g) Kamera Medium Format
h) Boutique Camera
11. Website Sekolah dan Dosen
Setiap sekolah mesti memiliki website. Website dapat menjadi alat yang lebih efektif dalam mempromosikan sekolah ke berbagai pihak, seperti pengguna jasa sekolah yaitu para orang tua yang hendak memasukan anaknya pada sekolah yang dikehendaki orangtua atau anak. Di sini website menjadi sedemikian penting. Website dapat dipakai untuk mewujudkan efektivitas proses pembelajaran. Bahan-bahan guru maupun dosen dapat di simpan dalam website sekolah, ketika terjadi proses pembelajaran, guru atau dosen dapat menggunakannya di kelas atau ruang kuliah.
Selain itu para dosen dapat memiliki website secara kelompok dengan memanfaatkan platform Wordpress.Org. Jika keuangan guru dan dosen memungkinkan maka dapat membeli situs atau website. Para guru maupun dosen dapat memesannya di jasa pembuat website. Pilihlah Jasa pembuat website yang profesional, cek alamat penyedia jasa pembuatan website. Perhatikannya juga loading websitenya. Ingat banyak yang menggunakan wordpress untuk pembuatan blog dosen. Berapapun dosen, kapasitas sangat memadai untuk membuat blog dosen. Carilah jasa pembuatan website dari Platform Wordpress. Penggunaan WP juga ramah dengan mesin pencari Google. Beberapa weblog saya berbasis WP terindeks google dapat halaman 1 bahkan 2 di 10 besar google dengan kata kunci yang saya pakai. Jadi, silakan membuat website dengan domain dan hosting Wordpress.
12. Jam dinding
a. Jam diding antik
b. Jam dinding kuno
c. Jam dinding
d. Jam didinding Seiko
e. Jam dinding Digital
f. Jam dinding Unik
Jenis jam di atas dapat dibeli dan difariasikan dalam pemasangan di ruang kuliah. Tentu pemasangan jam dinding dengan ragam jenis,misalnya jam dinding antik dengan kuno, pasti memberi nuansa ruangan yang berbeda. Raunga telihat tertata dengan baik.
Efektivitas alat-alat tersebut di atas bergantung bagaimana manusia (pendidik dan peserta didik) menggunakannya secara baik untuk mencapai perubahan dalam tiga ranah yang menjadi tujuan pembelajaran dari setiap materi pelajaran atau mata kuliah. Berdasarkan tujuan tersebut seluruh alat yang dimiiki diberdayakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bila tujuan ini tercapai maka terpenuhilah efektivitas proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran selalu ada kendala dan berdasarkan kendala itu ada konsep dan alat untuk mengatasi masalah tersebut. Konsep tentang alat-alat penopang efektivitas pembelajaran mesti dipikirkan oleh setiap pendidik. Misalnya ruang belajar yang panas tentu mengganggu kenyamanan dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah ini guru berada dalam pergumulan kosep dan penggunaan alat. Artinya guru bisa menciptakan alat mengusir udara panas dari ruang belajar maupun ruang kuliah, tetapi bila guru dan dosen tidak mampu mengusir udara panas dari ruang belajar atau ruang kuliah maka guru tinggal memanfaatkan alat teknologi yang sudah ada seperti membeli kipas Angin atau AC untuk dipakai mengusir udara panas/mendinginkan ruang belajar atau kuliah. Bila guru atau dosen tidak berdaya karena masih berjuang dalam kemandirian finansial maka guru dapat mengusulkan ke sekolah agar sekolah menyediakannya.
Semoga bermanfaat
0 comments:
Note: Only a member of this blog may post a comment.