Thursday, August 8, 2019

Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah

ad300
Advertisement
Efektivitas.blogspot.com. Kepemimpinan dibutuhkan di berbagai komunitas, baik komunitas terkecil sampai pada komunitas yang lebih besar seperti negara. Dalam dunia pendidikan juga membutuhkan kepemimpinan dari seorang pemimpin. Pendidikan mengenal tingkatan yang dimulai dari satuan pendidikan seperti:
1. Sekolah Dasar
2. Sekolah Menengah Pertama
3. Sekolah Menengah Atas
Tiga tingkatan satuan pendidikan tersebut di atas membutuhkan pemimpin yang kita kenal dengan "kepala Sskolah". Menjadi kepala sekolah berarti melaksanakan kepemimpinan di satuan pendidikan. Artinya menjadi kepala sekolah sekolah dasar maka seorang kepala sekolah harus melaksanakan kepemimpinan dalam satuan sekolah dasar yang telah dipercayakan untuk dipimpin selama periode tertentu. Demikian pula kepala sekolah SMP dan SMA/SMK.





Selain satuan pendidikan, kita juga mengenal tingkatan pendidikan selanjutnya yang berbentuk perguruan tinggi. Perguruan tinggi terdiri dari:
1. Universitas
Universitas berstatus Negeri
Universitas Swasta
2. Institut
Institut Negeri
Institut Swasta
3. Sekolah Tinggi
Sekolah Tinggi Negeri
Sekolah Tinggi Swassta
4. Politeknik
5. Akademi
Bentuk perguruan tinggi tersebut di atas juga memerlukan kepemimpinan, namun kepemimpinan dalam perguruan tinggi dikenal dalam beberapa istilah, yaitu:
1. Rektor: untuk universitas dan institut
2. Ketua: untuk Sekolah Tinggi
3. Direktur: untuk Akademi

Sekarang kita membahas efektivitas kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah yang dikategorikan sebagai kepala sekolah yang efektif dalam kepemimpinannya apabila melakukan beberapa kinerja sbb:

1. Kompetensi. Kompetensi mempengaruhi efektivitas kepemimpinan seorang kepala sekolah. Dikatakan demikian karena kepala sekolah yang memiliki kompetensi mempengaruhi kemampuan dan ketrampilan kerja seorang kepala sekolah dan kualitas kerjanya.kepala sekolah yang berkompetensi akan melaksanakan kepemimpinannya secara efektif (ketercapaian tujuan kepemimpinan).

2. Kualitas. Kepala sekolah yang berkualitas akan melakukan kepemimpinannya (cara memimpin/melakukan sistem kepemimpinan)yang berdampak pada pencapaian hasil pendidikan yang meningkat dengan indikator tamatan sekolah yang bermutu.

3. Memahami peran dan melaksanakan perannya secara efektif. Sejumlah peran yang dimaksud seperti penjelasan berikut ini:

(1). manajerial.

Peran manajerial artinya kepala sekolah melaksanakan kepemimpinan atau memimpin bawahannya secara fleksibel. Kepemimpinan yang fleksibel tentu diterima oleh guru, karyawan kependidikan di sekolah dan murid serta orangtua peserta didik. Selain itu dalam melaksanakan peran sebagai kepala sekolah yang melaksanakan peran manajerial, seorang kepala sekolah patut memiliki kejujjuran dalam dirinya dan terbuka menerima kritik dan ide-ide baru dari guru maupun orang lain yang bertujuan untuk kemajuan sekolah yang dipimpinnya. Selain itu peran manajerial juga ditopang dengan sikap demokratis, sikap bertanggungjawab terhadap tugas, berorientasi pada prestasi. Seorang kepala sekolah perlu memikirkan dan mengusahakan prestasi apa yang mesti dicapai dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang manajerial juga mewajibkan kepala sekolah bersikap positif terhadap kesetaraan. Selain itu peran manajerial juga berkorelasi dengan kemampuan memberi arahan dan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan warga pembelajar. Memimpin dalam keteladan dan menjadikan dirinya panutan. Artinya pribadi yang patut ditiru kepemimpinannya. Menhindari kepemimpinan yang otoriter.

(2). Motivator.

Seorang kepala sekolah yang efektif dalam kepemimpinan adalah kepala sekolah yang berhasil dalam melakukan peran sebagai seorang motivator. Peran ini penting karena kepala sekolah memiliki bawahan atau partner kerja seperti guru, tenaga kependidikan dan para peserta didik. Setiap orang termasuk guru dan peserta didik membutuhkan pemimpin yang memberi motivasi kepada mereka. Motivasi yang diberi kepala sekolah kepada guru tidak lain adalah motivasi untuk melaksanakan tugas pengajaran dan pendidikan secara bergairah, aktif, dinamis dan selalu kreatif dan inovatif dalam mengelola pembelajaran di sekolah.

(3). fasilitator.

Peran sebagai fasilitator yang ada dalam diri kepala sekolah mengharuskan kepala sekolah untuk menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan guru dan peserta didik. Fasilitas seperti pengadaan buku pelajaran, menyediakan media pembelajaran,perpustakaan, WiFi dan lain-lain.

(4). administrator.
Membina dan mengembangkan pengadministrasian sekolah secara baik, rapi, lengkapdan akurat.

(5). supervisor.

Kepala sekolah perlu memantau atau memonitoring dan melakukan pengawasan atau supervisi terhadap para guru dan tenaga administrasi di sekolah secara rutin dan periodik.

(6). evaluator.
Kepala sekola perlu mengadakan penilaian atau evaluasi terhadap efektivitas (ketercaaian tujuan) dan produktivitas (hasil) belajar peserta didik.

(7). pendidik.
Kepala sekolah patut memberi contoh serta mengelola dan mengarahkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah

(9). pencipta iklim sekolah.

Kepala sekolah tidak boleh menciptakan ketegangan dalam kepemimpinannya. Kepala sekolah selalu menciptakan iklim sekolah yang dipimpinnya dalam suasana yang harmonis. Iklim hubungan kepala sekolah dan guru serta peserta didik dan orangtua peserta didik.

(10). entrepreneur/kewirausahaan.

Kepala sekolah perlu mengembangkan kemandirian melalui kreativitas dan inovasi. Dalam hal-hal tertentu, misalnya dalam keterbatasan dana untuk pengelolaan sekolah. Kepala sekolah perlu mengembangkan sikap kewirausahaan. Mengusahakan kegiatan-kegiatan yang memberi keuntungan kepada sekolah dalam melangsungkan proses pembelajaran yang berkualitas. Peran kewirausahaan kepala sekolah juga berarti berani melakukan perubahan-perubahan di sekolah. (bnd.Iskandar Agung dan Yufridawati,2013:91-104)

4. Melakukan Perubahan belajar.

Melakukan perubahan belajar seperti memanfaatan teknologi internet untuk inovasi pembelajaran seperti metode pembelajaran blended learning. Sekolah dapat melakukan metode pembelajaran tatap muka di kelas, pembelajaran mandiri dan belajar secara online. Pembelajaran seperti ini dapat dilakukan secara baik bila ada WiFi di sekolah dan tersedianya internet di rumah atau handphone yang terinetgrasi dengan koneksi internet. Pembelajaran masa depan dengan pembelajaran inovatif dengan memanfaatkan internet. Para guru dapat meningkatkan literasi melalui pemanfaatan blog sebagai bahan ajar online.

Salam efektivitas

Yonas Muanley
Share This
Previous Post
Next Post

Pellentesque vitae lectus in mauris sollicitudin ornare sit amet eget ligula. Donec pharetra, arcu eu consectetur semper, est nulla sodales risus, vel efficitur orci justo quis tellus. Phasellus sit amet est pharetra

0 comments:

Note: Only a member of this blog may post a comment.